Tradisi ini dikenal sebagai Passiliran.
Pohon Tarra ini menjadi tempat peristirahatan bagi bayi yang meninggal.
Kondisi ini dianggap masih suci untuk dikembalikan ke rahim alam.
Upacara pemakaman itu dikenal dengan istilah rambu solo.
Dengan makam atau liang yang dibuat dengan memahat dinding tebing.
BACA JUGA:Honda BeAT Kalah Jauh, Intip Spesifikasi Skutik Murah Suzuki Nex Smart Key 2024
Passiliran sendiri bukan merupakan tradisi pemakaman biasa.
Ini adalah bentuk penghormatan yang mendalam terhadap kehidupan, terutama bagi bayi yang meninggal dalam keadaan suci.
Dalam kepercayaan masyarakat ini, pohon Tarra dianggap sebagai simbol kesuburan, kehidupan dan keseimbangan alam.
Pohon Tarra itu menjulang tinggi di antara rumpun-rumpun bambu yang teduh.
BACA JUGA:Volkswagen Caravelle, Minibus Pilihan Untuk Libur Akhir Tahun Bareng Keluarga
Batangnya yang gigantik dan kulit kayunya yang tua dan buahnya mirip sukun menandakan pohon ini sudah sangat tua.