Dibangun Sejak Abad 17
Pura Ulun Danu Beratan dibangun pada abad ke-17 sebagai bentuk penghormatan kepada dewi air danau, Dewi Danu.
Dewi Danu dianggap sebagai dewi penguasa air, sumber kehidupan yang penting bagi pertanian di Bali.
Pura ini berfungsi sebagai tempat suci untuk memohon berkah dan perlindungan dari Dewi Danu.
BACA JUGA:Pantai Eksotik di Kabupaten Jember, Tersimpan Misteri Manusia Kerdil, Kamu Tahu?
Desain arsitektur Pura Ulun Danu Beratan sangat menonjol, dengan gaya tradisional Bali yang khas. Pura ini terletak di tengah-tengah danau, memberikan pemandangan yang spektakuler dan menenangkan.
Bangunan utamanya terdiri dari beberapa meru (meru adalah bangunan khas Bali dengan atap bertingkat) yang terletak di atas tumpukan batu vulkanik hitam.
Meru utama yang paling menonjol memiliki 11 tingkat atap, mewakili penghormatan kepada Dewi Danu.
Selain bangunannya yang indah, Pura Ulun Danu Beratan juga dikelilingi oleh taman yang indah dan rimbun.
Seluruh kompleks pura ini dikelilingi oleh perkebunan buah-buahan dan hamparan hijau yang mempesona.
Di sisi danau, terdapat taman bunga yang menarik perhatian, serta beberapa tempat suci lainnya.
Pura Ulun Danu Beratan tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Hindu, tapi juga menjadi tujuan wisata populer bagi wisatawan dari seluruh dunia.
Pengunjung dapat mengagumi keindahan pura danau ini, berfoto di sekitarnya, serta menjelajahi dan menikmati suasana tenang dan damai.
Selain itu, danau Beratan sendiri juga menyediakan berbagai kegiatan rekreasional seperti perahu dayung dan area piknik.
Pengunjung juga dapat mengeksplorasi area sekitarnya, seperti Jembatan Cinta Handara yang terkenal di Bali.