Dilansir palpres.com dari laman resmi WIKA, rest 7.340 meter persegi ini dibangun dengan konsep Cakra Manggilingan dan Swanayasa.
BACA JUGA:Mengenal Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Dunia, Karyanya Masih Relevan Hingga Kini
Cakra Manggulingan dalam filosofi Jawa merupakan konsep siklus yang terus berulang atau filosofi waktu (infinity).
Hal ini menggambarkan hakekat Sangkan Paraning Dumadi yang berarti masa lalu, maka kini dan masa depan.
Sedangkan Swanayasa merupakan gambaran dari wahana yang memberikan kehidupan di sekitarnya.
Sederhananya, nama tersebut dipilih karena rest area Girisubo Swanayasa menjadi tempat hilir mudik atau persinggahan layaknya hakikat hilir mudik manusia di dunia dalam filosofi Jawa.
BACA JUGA:Tingginya Hanya Seukuran Orang Dewasa? Inilah 4 Gunung Terpendek di Dunia, Indonesia Termasuk?
BACA JUGA:Rekomendasi 10 Tempat Makan Paling Maknyus di Jambi, Sekali Icip Langsung Gak Bisa Berhenti Makan
Bangunan rest area ini juga mempunyai ciri bangunan limasan ala Jawa dan memiliki fasilitas lengkap, salah satu yang berkesan adalah tempat makan yang menyajikan kuliner lokal.
Terlebih, rest area ini memiliki ruang pertunjukan berupa amfiteater yang bisa digunakan untuk perhelatan seni dan budaya guna menghibur wisatawan yang singgah.
Girisubo Swanayasa adalah rest area pertama di JJLS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari arah timur.
Kapasitas rest area ini mampu menampung 6 kendaraan besar, 24 mobil dan 44 sepeda motor dalam satu waktu sekaligus.
BACA JUGA:Internet Lebih Aman, Google Bikin Kunci Password Baru dengan Passkey
Terlepas dari tujuan utama pengendara, rest area ini akan memberikan pengalaman tak terlupakan kelika melintasi indahnya jalur pantai Selatan atau Pansela. *