Dan mampu menampung 10 ribu jamaah sekaligus.
Bangunan masjid ini tetap dipertahankan sesuai bentuk awalnya.
Dengan penambahan ukiran pada mihrab imam tanpa merombak bentuk awal masjid.
Masjid ini juga memiliki jejeran ratusan tiang yang terbagi menjadi dua bentuk.
Yaitu tiang lansing berwarna putih dengan tiga sulur ke atas menyanggah sekeliling atap masjid sebelah luar, dan tiang silinder berbalut tembaga.
3. Kelenteng Hok Tek
Kelenteng Hok Tek adalah sebuah kelenteng tertua di Kota Jambi, yang juga dikenal dengan nama asli Siu San Teng.
BACA JUGA:Pantai Tanjung Setia Lampung, Surganya Peselancar, Ombaknya Menantang Seperti di Hawaii
Kelenteng ini dibangun oleh beberapa orang Tionghoa sekitar tahun 1800.
Pada masa perjuangan melawan Belanda, kelenteng ini pernah digunakan sebagai tempat penyembunyian persenjataan para pejuang rakyat Jambi.
Kelenteng Hok Tek memiliki arsitektur Tionghoa yang khas.
Dengan atap ruang depan berbentuk jurai dan pelana, serta dua bubungannya membentuk simbol bermahkota, bertanduk, dan bertaring.
Kelenteng ini telah mengalami beberapa kali renovasi, yaitu pada tahun 1931, 1970, dan 1971 untuk mempertahankan bentuk bangunan seperti semula.
Meskipun sudah tidak difungsikan lagi sebagai tempat ritual sejak tahun 1984, keberadaannya tetap dilestarikan.