Mereka dapat melakukan penyisipan udara di dalam tubuh mereka sehingga bisa menyimpan oksigen lebih lama saat menyelam untuk mencari makanan.
Keberadaan paru-paru pada lumba-lumba adalah hasil dari evolusi mereka yang beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan air.
Meskipun mereka bisa hidup di air dan bernapas melalui paru-paru, lumba-lumba juga memiliki organ tambahan yang disebut melon yang membantu dalam proses respirasi mereka di dalam air.
Dalam rangkaian evolusinya, leluhur lumba-lumba adalah mamalia darat yang kemudian beradaptasi dengan kehidupan di laut.
Proses evolusi ini membantu mereka mengembangkan paru-paru yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan oksigen mereka dan tetap bertahan di lingkungan yang berbeda ini.
Lumba-lumba memiliki paru-paru yang mirip dengan paru-paru mamalia darat, tetapi ada beberapa perbedaan penting.
Paru-paru lumba-lumba memiliki kapasitas yang lebih besar dan lebih fleksibel dibandingkan dengan paru-paru mamalia darat.
Ini memungkinkan mereka untuk menyimpan oksigen lebih lama, bahkan saat mereka melakukan penyelaman dalam jarak yang cukup jauh.
Selain itu, struktur paru-paru lumba-lumba juga berbeda dalam hal anatomi.
Paru-paru mereka memiliki banyak lipatan kecil yang dikenal sebagai alveoli, di mana pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi.
Lipatan ini memberikan lebih banyak permukaan untuk pertukaran gas, meningkatkan efisiensi pernapasan di dalam air.
Selain paru-paru, lumba-lumba juga memiliki melon, organ yang terletak di kepala mereka.
Melon berperan dalam memancarkan suara dan menerima suara kembali dalam proses yang dikenal sebagai ecolocation atau sonar.
Ini membantu lumba-lumba dalam navigasi, komunikasi, dan mencari mangsa di dalam air.
Dalam hal pernapasan, lumba-lumba dapat mengatur lajunya agar sesuai dengan kebutuhan mereka.