Apalagi Kota Palembang sendiri sering menggelar acara-acara besar sebagai sarana penampung para penggerak UMKM di Kota Palembang.
Khususnya pengrajin Kain Pelangi.
Provinsi Sumsel sebagai salah satu markas kebudayaan yang perlu untuk ditelusuri secara luas dan lebih dalam, terkait peninggalan-peninggalan leluhur yang ada.
Sehingga nantinya warisan budaya khususnya kain yang ada tidak mudah untuk diklaim oleh negara-negara lain.
BACA JUGA:Tak Sembarang Orang Bisa Pakai, Ini Sejarah Kain Songket yang Penuh Filosofi
Hal tersebut penting sekali, mengingat eksistensi dari kain- kain kita yang sekarang.
Kain pelangi meski bukan satu-satunya yang diproduksi oleh masyarakat di Kota Palembang, namun cukup erat dengan kebudayaan di Bumi Sriwijaya.
Kain yang dikembangkan secara turun temurun dan diolah dengan tetap mengedepankan sentuhan alami.
Salah satunya berkenaan dengan pewarnaan.
BACA JUGA:5 Motif Kain Songket Palembang Lambang Kebangsawanan yang Mungkin Kamu Belum Tahu
Tumbuhan bahkan sampah dedaunan menjadi bahan dasar untuk memberi sentuhan beraneka warna pada kain, yang dulunya hanya digunakan oleh para kaum ningrat pada zaman dahulu.
Dalam pengelolaan kerajinan ini, untuk menciptakan nilai tambah terhadap masyarakat sekitar, sering diberikan pelatihan dalam membuat kain jumputan sekaligus banyak juga beberapa pengusaha UMKM yang mempekerjakan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk proses pembuatan jumputan itu sendiri.
Selain mempromosikan, dan ramah lingkungan.
Ternyata kain ini juga dapat meningkatkan gairah ekonomi dari warga Palembang.
Khususnya tempat yang menjadi sentra dalam pembuatan kain pelangi itu sendiri.
Maka tidak heran jika kain ini bisa sampai dikenal gaungnya di mancanegara.