LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Salam satu hobi, pada konten berita kali ini kita akan membahas tentang fenomena mata kucing batu akik red raflesia Bengkulu, yuk simak pembahasannya.
Demam batu akik sempat melanda masyarakat Indonesia pada tahun 2014 sampai 2018.
Batu akik benar-benar menginspirasi seluruh lapisan masyarakat untuk membuka peluang usaha kecil menengah.
Mulai dari penjual bahan batu akik, tukang asah, penjual akesoris batu akik sampai kolektor batu akik mancanegara turut serta meramaikan booming batu akik.
BACA JUGA:Batu Akik Bulu Monyet: Tersebar di 7 Negara dan Cocok Dipakai Calon Pemimpin Daerah
BACA JUGA:4 Jenis Batu Akik Langka Kini Harganya Super Mahal, Nomor 3 Seharga Motor
Tak perduli umur, jabatan, status sosial atau tingginya tingkat pendidikan, kegilaan terhadap batu akik benar-benar menjadi cacatan sejarah tersendiri bagi pecinta batu akik.
Pada saat itu penjualan batu akik tidak hanya dijual di emperan toko, tapi sudah melanda etalase mal besar dan media sosial.
Salah satu jenis batu akik yang sangat mahsyur dari dulu hingga kini adalah batu Red Raflesia Bengkulu.
Jenis batu akik ini menjadi buah bibir di komunitas batu akik, serta buruan para kolektor Indonesia dan mancanegara karena memiliki warna merah cerah dan fenomena mata kucing.
BACA JUGA:5 Batu Akik Bakal Naik Daun di Tahun 2024, Paling Laris Manis dan Banyak Peminatnya
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Safir Birma, Batu Akik Paling Favorit di Indonesia, Cek Jenis dan Harganya
Batu jenis kalsedon awalnya dikenal dengan nama batu akik cempaka, tapi seiring berjalannya waktu kini dikenal dengan sebutan Red Raflesia.
Selain batu akik warna merah, juga didapati dari bumi Bengkulu batu akik bewarna kuning, putih dan orange.
Semua jenis batu tersebut dapat menimbulkan efek garis tegas di tengahnya atau fenome mata kucing sesuai dengan kualitas bahan batu akik dan kepintaran pengasah batu akik.