Kira-kira pada awal tahun 1900-an, pola dagang di pasar 16 Ilir, sama dengan model pedagang kaki lima (PKL).
BACA JUGA:Dampak Pembangunan IPAL, Jalan Pasar 16 Ilir Rusak dan Becek, PUPR Palembang Janjikan Ini!
BACA JUGA:Warga Palembang Jangan sampai Kelewatan, Berikut Tempat Thrift di Pasar 16!
Dimana dulu pola dagang ini disebut "Cungkukan" atau pola dagang dimana para pedagang menghamparkan dagangannya di tanah.
Setelah itu baru kemudian berkembang dengan adanya pembangunan petak-petak permanen khusus untuk para pedagang di pasar ini.
Untuk di kawasan Pasar Baru yang hingga kini tetap bernama jalan Pasar Baru, kala itu sudah berderet bangunan bertingkat dua yang di bagian bawahnya menjadi tempat berjualan pada pedagang.
Sementara sekira tahun 1918, barulah dibangun los-los di Pasar 16 Ilir, dan kemudian dipermanenkan sekira tahun 1939.
BACA JUGA: Pasar 16 Ilir Palembang, Dulu hingga Sekarang
BACA JUGA:Transaksi Pakai Livin Bank Mandiri Bisa di Pasar 16, Ada Program Bonusnya
Sehingga kawasan 16 Ilir sebagai pusat perekonomian di Kota Palembang semakin hidup.
Terlebih lagi kala itu, terjadi rubberboom atau bom hasil karet, yag terjadi sekira tahun 1912 dan 1915, orang-orang dari Keresidenan Palembang termasuk seluruh daerah di Sumsel dengan mudahnya membeli mobil hasil dari perekonomian yang maju.
Peningkatan kemakmuran perekonomian masyarakat makin menjadi setelah tahun 1920.
Pada tahun 1920, di Kota Palembang, mobil pribadi belum sampai 300 buah.
BACA JUGA:5 Cara Membuat Masker dari Tepung Beras Agar Tampak Bersih Bersinar Dijamin Putih Alami
BACA JUGA:5 Jenis Tanaman Hias yang Dipercaya Bisa Mendatangkan Keberuntungan di Tahun 2024 Menurut Feng Shui
Tetapi, pada tahun 1927, jumlahnya kemudian meningkat mecapai 3.475 buah.