Manajemen PT Bukit Asam juga mengungkapkan bahwa proyek ini dipandang strategis mengingat urgensi perusahaan dalam mengelola potensi cadangan dan sumber daya batu bara yang dimiliknya.
Perusahaan tambang PT Bukit Asam ini tercatat memiliki sumber daya 5,85 miliar ton batu bara dan juga menyimpan cadangan 2,02 miliar ton batu bara.
Kereta api menjadi pilihan utama trabsportasi angkut hasil tambang perusahaan, lantaran biaya dan kapasitas daya angkut lebih mengutungkan daripada menggunakan angkutan truk.
Misalnya, jika biasanya perusahaan menggunakan 2 truk kontainer untuk mengangkut 50 ton batu bara.
BACA JUGA:Ini 44 Bank Penyalur KUR yang Resmi Kerjasama dengan Pemerintah, Jangan ke Tempat Lain Ya!
Maka dengan adanya gerbong berkapasitas serupa bakal terangkut dalam satu waktu.
Apabila ada 60 gerbong kereta api, artinya ada 3.000 ton dalam sekali angkut yang bisa dikirim ke lokasi tujuan.
Hal ini menyebabkan kebutuhan biaya angkut 20 truk dapat terpangka dengan adanya kereta api yang bisa membawa hasil produksi dalam kapasitas yang cukup banyak.
Diketahui, bakal ada tiga fasilitas penanganan batu bara yang akan dibangun PT Bukit Asam bersama PT KAI.
BACA JUGA:Wow! Jokowi Bagikan 2.000 Sertifikat Hasil PTSL di Cilacap
Pertama dua train loading station beserta rail troopnya dengan kapasitas masing-masing 3.000 ton per jam.
Sebelum batu bara dikirim ke lokasi selanjutnya, maka hasil komoditas akan ditampung terlebih dahulu di fasilitas ini.
Kedua dua line conveyor system yang masing-masing berukuran 13 dan 17 kilometer.
Dengan adanya jalur ini hasil tambang dapat diangkut dari satu titik ke titik-titik selanjutnya.
BACA JUGA:SIMAK, 2 Perubahan Periode Penyaluran PKH dan BPNT yang Berlaku Tahun 2024
Dan terakhir tiga dump hopper yang diproyeksikan bakal muat truk berkapasitas 60 ton dan 100 ton.