PALPRES.COM - Proyek Trem di Bogor kini banyak diminati investor.
Perusahaan asal China bernama PT Yingke Matriks Indonesia adalah salah satunya.
Lantas, seperti apa proyek Trem di Bogor ini nantinya?
Pemerintah Kota Bogor kini sedang membahas proyek moda transportasi baru di wilayahnya.
BACA JUGA:Butuh Biaya Rp5 Triliun, Inilah Proyek Pelabuhan Baru di Ambon, Batal Dibangun?
Setelah mengulik sisi keekonomisan proyek Trem ini, arah model pengembangannya terbuka pada opsi Autonomous rail Rapid Transit (ART) atau Kereta Tanpa Rel.
Biaya investasi per koridor yang awalnya menyedot anggaran hingga Rp1,5 triliun, kedepannya bisa ditekan banyak dengan skema Trem tanpa rel ini.
Apabila terdapat 4 koridor yang dibangun dengan harga tersebut, tentunya total investasi yang dibutuhkan mencapai Rp6 triliun.
Perbandingannya, untuk model Trem tanpa rel harga per transetnya sebesar Rp150 miliar.
BACA JUGA:Inilah 4 Daftar Bank yang Menyediakan Layanan Paylater, Intip Bunga dan Promonya!
BACA JUGA:Ini 10 Jenis Batu Akik Paling Baik Kamu Pakai, Setelah Itu Rasakan Perubahan Positif Pada Diri Anda
Jika akan dibangun dengan model ART untuk 3 transet, maka total anggarannya hanya sebesar Rp450 miliar.
Belum lagi ditambah dengan kebutuhan pengikutnya, maka setidaknya akan membutuhkan dana hingga Rp500 miliar.
Perhitungan ini masih jauh lebih murah bila merealisasikan opsi kereta tanpa rel di wilayah perkotaan Bogor.