“Lemparan ke dalam (Arhan sebenarnya) tidak bahaya seperti tendangan sudut. Namun lemparan ke dalam memiliki unsur kejutan,” imbuhnya.
Unsur kejutan yang dimaksudnya di sini, seringkali bek mengira lemparan ke dalam itu jaraknya akan dekat.
Tidak sejauh tendangan sudut.
Makanya para pemain menganggap enteng lemparan ke dalam.
“Sehingga terkadang pihak bertahan tidak memikirkan lintasan bola, apakah kekuatan bola tersebut cukup untuk mempengaruhi gawang,” jelasnya.
Arhan sebagai pelempar, menurutnya, memiliki kendali lebih besar terhadap arah bola.
Ia bahkan sudah berkali-kali berhasil menjadi pemicu gol.
Itulah sebabnya Timnas Indonesia sering menggunakan skema lemparan ke dalam untuk memecah kebuntuan.
“Saat mereka melakukan lemparan ke tempat yang sudah dilatih dengan baik, misalnya (disambut dengan) sundulan, terkadang hal itu mengejutkan lawan,” terang Manh Dung.
Sementara itu gelandang Vietnam, Nguyen Hoang Duc menyebut, kegagalan Vo Minh Trong menyapu bola yang dilempar Arhan menjadi penyebab gawang Timnas Vietnam kebobolan.
“Tim sudah dengan hati-hati bersiap menghadapi lemparan ke dalam Indonesia, tapi situasinya terjadi dengan cepat,” kata Minh Trong seusai laga.
“Kekalahan ini kesalahan semua anggota tim. Sayang kami kalah lewat situasi (lemparan ke dalam) di mana kami tahu itu kekuatan Indonesia,” tambahnya.
Lemparan ke dalam jarak jauh memang sudah menjadi senjata mematikan Timnas Indonesia.
Di tim ini, bukan hanya Pratama Arhan yang jago melakukannya.
Tim Merah Putih masih punya tiga pemain lain dengan kualitas lemparan ke dalam tak kalah mematikan di kelompok umur.