PALPRES.COM - Di Sumatera Selatan, khususnya di wilayah Musi Banyusin, Bahasa Musi menjadi bagian penting dari warisan budaya yang patut dijaga dan dilestarikan.
Bahasa merupakan salah satu warisan budaya yang tak ternilai harganya, mencerminkan kekayaan tradisi dan identitas suatu daerah.
Bahasa Musi memiliki ciri khas yang menarik perhatian banyak orang, yakni pola pengucapan yang mirip dengan Bahasa Palembang namun dengan perbedaan akhiran.
Hal ini tercermin dalam penggunaan penambahan huruf 'e' pada akhir kalimat, seperti yang dapat kita temukan dalam pertanyaan sehari-hari seperti "mau ke mana?" yang dalam Bahasa Musi berbunyi "nak ke mane?".
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Lisan Senjang, Seni Menyampaikan Nasehat Khas Kabupaten Musi Banyuasin
BACA JUGA:Tahukah Kalian, Kecamatan Ini yang Mempopulerkan Senjang Pertama Kali di Muba
Karakteristik ini memberikan sentuhan khas pada Bahasa Musi dan membedakannya dari bahasa-bahasa daerah lainnya.
Salah satu ciri khas yang membedakan Bahasa Suku Musi adalah pengucapan huruf "R" di tengah kata, yang mirip dengan pengucapan huruf "Ghin" dalam aksara Arab.
Contohnya adalah pengucapan "Beghas" untuk "beras", "Deghas" untuk "deras", dan "Keghas" untuk "keras".
Selain itu, vokal "AR", "IR", dan "UR" di ujung kata dipengucapannya berubah menjadi "O", seperti "Ayo" untuk "air", "Ako" untuk "akar", "Bibo" untuk "bibir", dan sebagainya.
BACA JUGA:Dikenal Dengan Slogan ‘Mati Dem Asal Ngetop’ Ini Dia Bahasa dan Suku Musi Banyuasin
BACA JUGA:7 Lagu Daerah Musi Banyuasin, Kuyung Jauh, Linjang Sughang, hingga Bujang Ranggonang
Namun, perlu dicatat bahwa huruf "R" di ujung kata tetap dipertahankan, terutama jika merupakan serapan dari bahasa asing, seperti pengucapan "Sopir" yang tetap "Sopir".
Pola awalan "Ba", "Ta", "Ma" juga merupakan ciri khas dari Bahasa Suku Musi, yang digunakan untuk membentuk kata kerja seperti "Berkata" menjadi "Bakate", "Betemu" menjadi "Bertemu", "Bapunam" menjadi "Berputar", dan lainnya.
Meskipun memiliki kemiripan dengan Bahasa Palembang, penggunaan Bahasa Musi dengan pola pengucapan yang unik ini menjadi salah satu aspek yang memperkaya keanekaragaman budaya di Sumatera Selatan.