Kesepakatan antara Turki dan Indonesia ini memungkinkan sebagian produksi yang dilakukan di Indonesia, dan juga di lakukan atas kerjasama dengan PT Dirgantara Indonesia.
BACA JUGA:Motor Skutik Yamaha Nouvo Semakin di Depan, Cek Spesifikasi dan Harganya
BACA JUGA:Pas Diajak Mudik Lebaran, Jarak Tempuh BYD Dolphin Bisa Sejauh Ini
Kesepakatan antara Indonesia dengan Turki tak hanya sekedar membeli drone Anka saja.
Melainkan bisa membuka peluang untuk pertajanan Indonesia menjadi lebih kuat.
Perlahan tapi pasti, ke depannya Indonesia bukan hanya sebagai pemakai melainkan sebagai produsen drone militer.
Pembelian drone Anka sudah berhasil menjadi tonggak penting dalam pengembangan industri pertahanan yang ada di Indonesia.
BACA JUGA:Cegah Rem Blong! Begini 6 Tips Mengerem Motor Matic di Turunan yang Tajam, Jangan Kosongkan Gas
BACA JUGA:Termurah Rp200 Jutaan, 7 Mobil Baru Ini Bakal Rilis Tahun 2024, Apa Saja?
Penting untuk diingat, bahwa melalui anak bangsa berhasil membuat drone militer Elang Hitam dikarenakan kolaborasi dari berbagai pihak.
Antara berbagai lembaga dan perusahaan seperti BPPT, Kementerian Pertahanan atau juga TNI AU dan ITB serta PT Len.
Spesifikasi yang cukup mengesankan, menjadi bukti bahwa drone ini mampu membawa nama Indonesia untuk bersaing di pasar internasional atau dalam hal teknologi militer.
Akan tetapi dengan keberhasilan drone ini, bukan berarti sebagai akhir dalam perjalanan perindustrian militer atau pertahanan di negara Indonesia.
BACA JUGA:Toyota Luncurkan Mobil Baru Semurah Agya dengan Tampilan Mirip Suzuki Ertiga, Segini Harganya?
BACA JUGA:5 Dampak Buruk Ini Bisa Terjadi Jika Kamu Terlambat Mengganti Oli pada Motor
Indonesia tentu saja harus melangkah lebih maju, dengan pengembangan drone Rajata yang dikembangkan oleh PT Dahana.