PALPRES.COM – Basarnas Palembang bergerak cepat saat terjadi insiden kapal jukungnya meledak dan terbakar di Sungai Musi tepatnya dikawasan 3-4 Ulu Sekanak Palembang Prov. Sumatera Selatan, Selasa dini hari 2 April 2024, sekitar pukul 01.00 WIB
Basarnas Palembang menurunkan Tim SAR gabungan, guna melakukan pencarian terhadap satu anak buah kapal (ABK) jukung, Endut (27) yang diberitakan hilang dalam peristiwa yang terjadi persis di dekat Jembatan Ampera tersebut.
Dalam kejadian itu, 2 orang ABK atas nama Dedi (32) dan Krisno (22) mengalami kritis.
Sementara Nakhoda Kapal Judung, Askolani (60) meninggal dunia, sedanhkan seorang ABK bernama Endut hilang.
BACA JUGA:Ini Surga Tak Terjamah di Kaltim, Panoramanya Mirip Blausee di Swiss, Cek Lokasinya
BACA JUGA:Doa Puasa di Hari ke-22 Ramadan, Tempatkan Aku, di Tempat yang MembuatMu Ridho
Kepala Kantor Basarnas Palembang Raymond Konstantin, S.E, didampingi Kasubsi Operasi Manca Rahwanto, S.E mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi kejadian tersebut pada Selasa dini hari 2 April 2024, sekitar pukul 01.00 WIB.
Berbekal informasi tersebut, Raymond langsung memerintahkan satu Tim Rescue Kantor Badarnas Palembang lengkap dengan peralatan SAR Air menuju lokasi kejadian guna melakukan pencarian terhadap korban.
Berdasarkan informasi yang didapat, menurut Raymod, kejadian berawal pada Senin sore 1 April 2024, Kapal Jukung Bintang Kejora dengan jumlah ABK 4 orang bermuatan minyak jenis Pertalite dan Solar mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBB apung 3-4 ulu Palembang.
Namun setelah mengisi BBM kapal jukung tersebut tetap bersandar di SPBB Apung hingga malam hari.
BACA JUGA:Mencengangkan, Matahari Terbit dan Tenggelam Telat di Desa Unik di Jogja, Penyebabnya?
BACA JUGA:Tinggalkan Red Sparks, Megawati Merapat ke Jakarta BIN
Tiba-tiba sekitar pukul 21.15 WIB kapal jukung tersebut meledak dan terbakar.
“Pencarian hari ini sudah kita mulai sejak pukul 07.00 WIB pagi tadi bersama dengan potensi SAR seperti TNI AL, Polairud, KSOP, Damkar, PMI dan masyarakat,” ujar Raymond.
Metode pencarian yang dlakukan, menurut Raymond, dengan melakukan penyisiran permukaan sungai.