PALPRES.COM - Tradisi balapan perahu atau yang sering disebut bidar saat ini masih terus ada, dan tetap dilestarikan oleh Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel).
Dikutip dari beberapa sumber, lomba bidar dilaksanakan dengan cara mendayung perahu secara cepat.
Dimana biasa digunakan oleh satu orang bahkan lebih. Secara kompak.
Seni dayung yang berasal dari Palembangini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih dilestarikan hingga sekarang.
Biasanya, lomba bidar dilaksanakan di Sungai Musi.
BACA JUGA:Distribusi Suzuki Jimny 5 Door Tembus 2 Kali Lipat Dari Target, Konsumen Mulai Terima Unit
BACA JUGA:Hanya 1 Syarat Timnas Indonesia Lolos Perempat Final Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda Yakin Bisa
Jika dahulu bidar hanya muat untuk satu orang, kini desainnya dibuat lebih besar, sehingga muat untuk puluhan orang.
Saat pelaksanannya, semua perahu bidar akan diarahkan ke tempat start. Umumnya, masing-masing kampung memiliki awak perahu bidar yang dianggap juara.
Setelah diundi posisi start-nya, masing-masing peserta lomba akan diarahkan untuk mengambil posisi bertanding. Biasanya setiap start diikuti oleh 2-3 perahu bidar.
Bidar yang menang akan langsung masuk ke babak semi final dan final.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Parfum Buat Wanita 2024, Di Jamin Buat Kamu Lebih Feminim Cantik Dan Elegan
BACA JUGA:7 Kerajinan Khas Palembang yang Murah, dan Unik Ini Bisa Dijadikan Pilihan Sebagai Oleh-oleh
Sementara bidar yang kalah akan tersisih dari perlombaan. Begitu seterusnya sampai pertandingan selesai.
Bidar (Biduk Lancar) merupakan peninggalan budaya pada masa kerajaan Sriwijaya.