Sebab, tradisi ini dilakukan dengan mengunjungi rumah warga, yang dimana akan saling bersilahturahmi dan juga salling memaafkan atas kesalahan yang pernah dilakukan.
3. Hanya diikuti oleh kaum laki-laki
Selanjutnya, tradisi ini hanya akan dilakukan oleh kaum laki-laki dari berbagai kalangan usia.
BACA JUGA:Pendaftaran Beasiswa Sawit 2024 Sudah Dibuka, Kuota 3.000 Peserta, Ini Syarat-Syaratnya?
BACA JUGA:Sudah Mendunia ! 5 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Terkenal Unik, dan Digemari Segala Usia
Yaitu dilakukan dari mulai anak-anak hingga orang tua dengan mengenakan pakaian putih.
Tradisi ini akan melakukan sanjo atau berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya yang diiringi dengan musik gambus dan juga sarofal anam.
Yang dimana merupakan musik khas yang akan mengiringi salawatan atau pujian kepada Allah dan juga Nabi Muhammad.
Ketika telah sampai ke rumah yang dikunjungi, maka akan dimulai kegiatan saling bersalaman untuk bermaaf-maafan yang dilanjutkan dengan salawatan.
BACA JUGA:8 Prosesi Pernikahan Adat Palembang, Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
BACA JUGA:Kalian Terima Banyak Undangan? Ini Alasan Kenapa Banyak Orang Menikah pada Bulan Syawal
4. Kearifan lokal yang terus dilestarikan hingga sekarang
Tradisi ini merupakan ajang silahturahmi yang biasa dilakukan oleh warga keturunan Arab, sementara warga asli Palembang juga memiliki tradisi serupa yang disebut sebagai sanjo.
Walau zaman sudah semakin berkembang dan maju, namun tradisi satu ini tetap dilakukan dan terus dijaga kelestariannya.
Bahkan, anak-anak dan generasi muda pun juga turut ikut memeriahkan tradisi ini ketika menyambut hari raya Idul Fitri.