Konon katanya jembatan ini dibuat sebagai bentuk ucapan terima kasih dari semua penduduk yang berdomisili di wilayah provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Menapaki 3 Bangunan Bersejarah Di Kota Palembang yang Tetap Kokoh Berdiri Meski Kini Dimakan Zaman
Ditambah lagi dengan perkembangan politik di tanah air ini yang terjadi di tahun 1960.
Nama jembatan ini pun disamakan dengan kondisi bangsa Indonesia yakni ‘Amanat Penderitaan Rakyat’.
Nama ini memberikan makna yang mendalam dan merupakan pertanda bahwa semua rakyat Palembang terbebas dari belenggu penjajah.
Pada awal pembangunan, jembatan ini dikonsepkan dengan bagian tengahnya bisa di naik turunkan.
BACA JUGA:Wisata Sejarah: Menapaki Keunikan Tersendiri Dari Pasar Cinde, Bagaimana Wajahnya Dulu dan Sekarang
BACA JUGA:Mengenal Ernest A. Johnson, Penemu Teknologi Touchscreen yang Mengubah Sejarah Smartphone salamanya!
Dengan tujuan agar kapal-kapal besar yang melintas melewati sungai Musi ini bagian atasnya tidak tersangkut jembatan.
Namun pada tahun 1970, sistem naik turun pada bagian tengah jembatan tidak di aktifkan kembali.
Mengingat untuk mengangkat bagian tengahnya saja cukup berat tentu saja memakan waktu yang lama.
Bayangkan saja untuk satu kali pengangkatannya harus butuh waktu sekitar setengah jam atau 30 menit.
BACA JUGA:Sejarah Tari Balet, Tenyata Memiliki Makna Emosi Yang Sangat Mendalam!
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Ketoprak Makanan Legendaris Khas Betawi, Kelezatan yang Bikin Nagih
Hal ini tentu menjadi salah satu pertimbangan.