Ada bangunan yang berdiri sebagai simbol leluhur yang ditempatkan di tengah desa.
Biasanya terdapat sebuah bangunan yang biasa disebut oleh masyarakat lokal Bena Ngakdu atau Baga Ngakdu.
Berarti simbol nenek moyang laki-laki dan bentuknya menyerupai sebuah payung dengan bangunan bertiang tunggal dan beratap serat hijau hingga bentuknya mirip Pondok peneduh.
BACA JUGA:Kampung Unik di Maluku, Ada Danau yang Airnya Mendidih dan Berasap, Tapi Tidak Panas, Kok Bisa?
Lalu untuk tiangnya itu berasal dari kayu yang khusus dan sangat keras.
Karena tiang itu sering dipakai untuk gantungan hewan kurban ketika ada pesta adat.
Sedangkan baga adalah simbol dari nenek moyang perempuan yang membentuk miniatur rumah.
Hingga kini kampung unik di NTT tetap berdiri dan ada 45 buah rumah yang saling mengelilingi serta warga pun menganu kepercayaan.
Setidaknya ada se suku yang menghuni rumah-rumah tersebut.
Masyarakat desa adat ini masih menganut kepercayaan kuno yakni menyembah para dewa.
Masyarakat Bena meyakini bahwa keberadaan dewa yang bersinggahsana di gunung Inerie akan melindungi Kampung mereka.
Masyarakat desa ini tak hanya bekerja sebagai petani namun untuk para wanita Desa Bena biasanya lebih sering terlihat menenun kain khas Flores nantinya dijual ke wisatawan dengan kisaran harga mencapai Rp3 juta.
BACA JUGA:Mitos Kampung Unik di Kabupaten Nganjuk, Jadi Lokasi Pesugihan Hingga Meminta Kenaikan Jabatan
Kamu bisa mengunjungi kampung adat Bena ini karena salah satu destinasi wisata andalan di Kabupaten Ngada.
Selain mempunyai daya tarik sendiri bagi wisatawan domestik dan luar domenstik seperti Jerman dan Italia.