Setelah Murad II mendapatkan kesepakatan bersama dengan Karamanids di Anatolia pada Agustus 1444, ayahnya turun takhta dan memberikan kesempatan pada putranya untuk naik takhta.
BACA JUGA:Kisah Siti Khadijah, Sosok Perempuan Inspiratif Penyokong Utama Nabi Muhammad SAW
BACA JUGA:Maarten Paes Bakal Bela Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024
Pada saat awal ia berkuasa, Mehmed II menjadi pemimpin pasukan serta mengalahkan pasukan Hongaria di bawah kepemimpinan ksatria yang bernama John Hunyadi selaku perusak Perjanjian Szeged.
Konstantinopel ditaklukkan oleh bala tentara Ottoman di bawah perintah Sultan Mehmed II pada 29 Mei 1453.
Dengan penaklukan tersebut, Ottoman berubah menjadi Kekaisaran dan menjadi salah satu kerajaan yang paling kuat.
Sultan Mehmed II juga mendapatkan gelar sebagai “Sang Penakluk” yang ditambahkan dinamanya meskipun baru berusia 21 tahun.
BACA JUGA:Al-Khawarizmi, Intelektual Islam yang Berpengaruh Besar dalam Pengembangan Matematika dan Eksakta
BACA JUGA:Ini 5 Daily Skincare Rutin Ala Jefri Nichol, Hasilnya Sungguh Wow!
Meskipun usia masih terbilang muda, Sultan Mehmed II mulai mempersiapkan pengepungan ke Istanbul.
Mehmed II ingin untuk menjadi panglima sebagaimana Rasulullah SAW menyebut penakluk Konstantinopel “Suatu hari, Konstantinopel akan ditaklukkan. Betapa indah dan diberkatinya komandan penaklukan dan prajuritnya!” yang diucapkan puluhan tahun lalu.
Setelah melaksanakan banyaknya penaklukan di Serbia, Albania, hingga Crimea, Ottoman mulai mengonsolidasikan kerajaannya menjadi bentuk pemerintahan.
Divan (pengadilan kerajaan) berisikan para pejabat yang hanya setia kepadanya, serta memperbolehkan menggunakan otoritas dan kekuasaan yang besar.
BACA JUGA:Mengenal Sahabat Nabi yang Dapat Gelar Sang Pintu Ilmu, Siapakah Dia?
BACA JUGA:RUPS Indosat Bagikan Dividen Rp2,16 Triliun, Siap Perkuat Transformasi Menuju AI Native TechCo
Saat Mehmed II membentuk pemerintahan terpusat, dengan hati-hati ia menunjuk para pejabat yang dapat membantunya dalam menjalankan agendanya.