Dari penelitian Health Me Up (2008), The Epidemiologic Catchment Area dan British Journal Psychiatry (2010).
Diketahui ternyata perokok 2x lebih berisiko depresi dan 30 persen perokok menderita depresi.
BACA JUGA:Hebat! Di Depan Pemimpin Arab, Presiden China Akui Negara Palestina
BACA JUGA:Selain Jakarta Dipindah Ke IKN, 4 Negara Ini Pernah Pindahkan Ibukotanya, Mana Saja?
Depresi pada perokok lebih dikarenakan oleh nikotin, yang membuat hormon Dopamin tidak terkendali.
Selain itu, bisa juga disebabkan perubahan mood secara drastis karena kinerja otak yang terganggu dari kebiasaan merokok.
Menurut dr Kurniawan, merokok adalah tidak berdayanya melawan ketagihan nikotin dan akan berakibat pada kesehatannya.
“Rasa tanggung jawab membuat perokok tidak membawa risiko gangguan kesehatan akibat rokok pada anggota keluarga yang disayanginya,” jelasnya.
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, 139.421 Jemaah Haji Telah Tiba di Tanah Suci, 28 Orang Wafat
BACA JUGA:Polda Sumsel Gelar Pelatihan untuk Anggota dan PNS Jelang Pensiun Bahagia dan Produktif
Dalam satu batang rokok yang dihisap, akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya.
Bahkan yang paling berbahaya adalah nikotin, tar dan Carbon Monoksida (CO).
Basuki (50), salah satu pekerja dari Project Sumatera PT KPI yang berkantor di Plaju, menceritakan beratnya godaan untuk tidak merokok.
Untuk orang yang pekerjaannya terutama banyak di lapangan, pasti godaan merokok itu ada.
BACA JUGA:Malik Risaldi Gabung Timnas Indonesia, Gantikan Yance Sayuri
BACA JUGA:Inilah 4 Jenis Tanaman Hias Bunga Mawar Paling Disukai Emak-emak, Nomor 3 Miliki 50 Kelopak