Batu Grandidierit memiliki skala kekerasan Mohs sekitar 7,5 hingga 8,0, yang berarti cukup tahan terhadap goresan dan dapat mempertahankan keindahan permukaannya.
Berat jenis batu ini sekitar 2,65 hingga 2,75 gram per sentimeter kubik, yang termasuk dalam kisaran berat jenis batu permata umum.
Asal Usul dan Penemuan
BACA JUGA:Perkuat Kerjasama Channeling, Hana Bank Tambah Limit Kredit Rp700 M ke Kredivo
Batu Grandidierit pertama kali ditemukan oleh ahli geologi dan penjelajah Prancis, Alfred Grandidier, di wilayah Namalulu, Madagaskar.
Madagaskar tetap menjadi lokasi utama dimana batu Grandidierit ditemukan, meskipun penemuan juga terjadi di beberapa negara lain seperti Sri Lanka, Brasil, dan Malawi.
Batu permata ini ditemukan di sedimen kasar seperti aluvial atau di dalam pegmatit (batuan bijih dalam kualitas terbaik).
Batu Grandidierit memiliki kombinasi warna yang jarang ditemukan pada batu permata lainnya.
BACA JUGA:Walt Disney Animation Studios Rilis Trailer dan Poster ‘Moana 2’, Catat Tanggal Penayangannya
Biasanya berwarna biru dengan tingkat kejernihan yang tinggi.
Warna bisa bervariasi dari biru pucat, biru langit, hingga biru kehijauan.
Saat batu Grandidierit terpapar cahaya, warnanya dapat terlihat berkilauan dan memancarkan keindahannya dengan memantulkan cahaya yang masuk.
Batu Grandidierit umumnya digunakan dalam pembuatan perhiasan, terutama dalam bentuk cincin, kalung, gelang, atau anting-anting.
BACA JUGA:Ini 7 Tanaman Hias yang Indah dan Memiliki Khasiat untuk Pengobatan, Simak Ulasannya