Selain itu, Regional Indonesia Timur juga memiliki peluang dari lapangan baru.
BACA JUGA:5 Kuliner Khas Indonesia Timur, Ada yang Mirip Sashimi, Sudah Pernah Coba?
“Jadi kalau berbicara sustainability, bisnis di Regional Indonesia Timur ini bagus karena berkesinambungan,” ujar Arifin.
Kedua, mendukung transisi energi sebelum akhirnya energi bersih dapat menjadi supplier utama pemenuhan kebutuhan energi.
Dalam fase transisi energi ini, natural gas memegang peranan penting karena keberadaannya yang dipandang sebagai energi fosil paling bersih.
“Cocok dengan lapangan di Regional Indonesia Timur yang banyak menghasilkan gas, terutama untuk lapangan yang berada di kawasan timur seperti Sulawesi dan Papua,” tambah Arifin.
Strategi ini termasuk juga upaya komersialisasi gas dari lapangan marginal dan stranded gas dari beberapa sumur yang dulunya tidak termanfaatkan dengan maksimal.
Pemanfaatan stranded gas ini dilakukan untuk menopang keekonomian lapangan.
Stranded gas dikembangkan menjadi Compressed Natural Gas (CNG) untuk memasok industri kecil di Jawa Timur seperti rumah makan atau pabrik berskala kecil menengah.
Strategi terakhir yakni mulai melakukan inovasi dari new business dan memperkuat faktor pendukung.
BACA JUGA:9 Fakta Makassar New Port, Resmi Jadi Pelabuhan Terbesar di Indonesia Timur
Implementasinya adalah melakukan cost optimization dan operational excellence, transformasi sistem dan digitalisasi, melakukan sinergi dengan entitas Pertamina lainnya di luar Regional Indonesia Timur, dan komersialisasi produk.