Akibatnya, dia dibuang ke Jember oleh pemerintah kolonial dan ia juga dibuang ke Cipinang, Padang Panjang hingga Madiun.
Di Madiun inilah ia kemudian mendapatkan amanah untuk menjadi petinggi SH.
Lantas, Ki Hadjar Hardjo Oetomo meninggal pada 1952 di Madiun.
Selanjutnya dapuk pimpinan diserahkan ke seorang pegawai Bank BRI bernama Soetomo Mangkoerdjojo (RM Soetomo) dan seja itulan baru muncul nama PSHT.
Tak lama berselang, dia harus pindah dinas ke Surabaya sehingga pimpinan PSHT dipegang oleh M Irsad.
Pada era inilah PSHT mengalami kejayaan, sejumlah jurus mengalami penyempurnaan.
Hingga akhirnya di tahun 1960, jabatan ketua dipegang oleh Santoso Kartoatmodjo sebelum diserahkan lagi ke RM Soetomo hingga 1974.
Sejak saat itu, perguruan silat tertua ini telah melebarkan sayapnnya ke berbagai daerah seperti Yogyakarta, Magetan, Surabaya hingga Mojokerto.
Lambat laun, perguruan silat ini menyebar hampir ke seluruh penjuru Indonesia.
Sepanjang sejarahnya, PSHT telah berganti pimpinan sebanyak 11 kali, berikut ini daftarnya:
1. Soetomo Mangkoedjojo (1948 - 1956)
2. M Irsad (1956 - 1958)
BACA JUGA:Harga Emas Antam di Palembang Hari Ini Masih Stagnan, Ini List Harganya
3. Santoso (1958 - 1966)