Tidak hanya itu saja, pada Rabu 24 Juli 2024 kemarin Pemkab Muba pun menggelar apel kesiapsiagaan personil dan peralatan di Stable Berkuda Sekayu.
Dalam apel tersebut Pj Bupati Muba H Sandi Fahlepi sebagai komandan upacara.
Disamping itu juga Pj Bupati pun mengecek kesiapan personel dan peralatan untuk mengatasi Karhutbunlah.
“Saya harapkan seluruh pihak untuk bersinergi, karena Muba sendiri salah satu daerah zona merah. Karena terbanyak lahan gambutnya,” kata Pj Bupati kepada awak media.
BACA JUGA:Karhutlah di Wilayah Sumsel Total Menjadi 8, Tim Gabungan Berjibaku Padamkan
Oleh sebab itu, Pj Bupati meminta untuk memperkuat sinergi dan koordinasi dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutbunlah khususnya di Kecamatan Bayung Lencir.
“Dari laporan yang ada sudah 46 hektar lahan gambut terbakar dan Alhamdulillah sudah padam,” katanya.
Meskipun begitu, H Sandi Fahlepi minta seluruh stakeholder untuk terus bersinergi dan bekerjasama.
“Pemerintah kecamatan dan desa, lanjutnya diharapkan segera membentuk satgas penanggulangan bencana,” tegasnya.
BACA JUGA:Waspada Karhutlah, Pemkab Muba Kolaborasi dengan Seluruh Stakeholder di Wilayah Musi Banyuasin
Karena berdasarkan prediksi kondisi cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Mahmud Badarudin II Palembang.
Diperkirakan Kemarau tahun 2024 di Sumatera Selatan khususnya Kabupaten Muba akan berlangsung mulai pertengahan bulan Juni dan mayoritas puncak kemarau akan terjadi pada bulan Agustus 2024.
“Puncaknya nanti itu bulan Agustus ini, makanya kita harus fokus dan sigap,” imbuhnya.
Untuk itu, H Sandi Fahlepi mengatakan bahwa peran perusahaan perkebunan dan pertambangan sangat penting.
BACA JUGA:Pj Gubernur Sumatera Selatan Ajak Camat dan Kepala Desa di OKI Kerjasama Tanggulangi Karhutlah
Terutama dalam menyikapi sistem sarana dan prasarana pengendalian kebakaran kebun dan lahan serta melaksanakan pemetaan di wilayah masing- masing yang rawan kebakaran.