Tak butuh waktu lama, Khaled Meshaal memimpin cabang Hamas di Kuwait.
Saat Irak menginvasi Kuwait pada 1990, Khaled Meshaal pindah ke Yordania dan memimpin cabang Hamas di negara itu.
BACA JUGA:GRATIS! Pemkab OKI Bagikan 1.500 Bendera Merah Putih, Ini Tujuannya
BACA JUGA:Update BMKG, Gempa 4.4 Magnitudo Pagi Ini Guncang Melonguane Sulut
Saat Raja Abdullah dari Yordania menutup kantor lokal Hamas, dia pun terusir ke Doha, Qatar, sebelum pindah ke Suriah.
Khaled Meshaal nyaris tewas ditangan Agen Israel pada 1997 silam.
Saat berada di luar kantornya di Amman, Yordania, Khaled Meshaal nyaris dibunuh Mossad dengan suntikan beracun.
Hal itu membuat Raja Hussein dari Yordania murka.
BACA JUGA:Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, DLHK Palembang Apresiasi Desa Pulau Semambu
Raja Huseein bersumpah jika Khaled Meshaal tewas, maka dia akan membatalkan perjanjian perdamaian Yordania dengan Israel.
Akhirnya pihak Israel menyerahkan obat penawar racun Khaled Meshaal.
Setelah Presiden AS saat itu Bill Clinton ikut campur untuk meredakan ketegangan yang terjadi.
Sejak saat itulah, Khaled Meshaal dikenal dengan julukan “martir yang hidup”.
BACA JUGA:Menunda Punya Anak Bisa Mempengaruhi Kesuburan? Inilah Fakta Sebenarnya