Serta mendukung program Nursery Puyu yang dijalankan oleh kelompok Kemudi dengan mendirikan “Kembali Hutan Cafe.”
BACA JUGA:9 Kriteria Masyarakat yang Bisa Dapat Bansos Regular Kemensos, Mulai dari PKH Hingga BPNT Sembako
BACA JUGA:Tawarkan Kenyamanan Serta Fitur Memadai, Inilah Rekomendasi Mobil Bekas Seharga Rp60 Jutaan
Kepala Seksi Perbenihan dan Penghijauan Dinas Provinsi Sumsel, Etika Gustin mengatakan pelatihan ini memberikan inovasi kepada Kelompok Kemudi.
Tujuannya untuk memperluas jangkauan pasar kopi mereka melalui “Kembali Hutan Cafe".
Dan juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap penghijauan dan keberlanjutan.
“Program ini dijalankan oleh Kelompok Kemudi dengan melaksanakan penanaman pohon endemik langka,” katanya.
BACA JUGA:50,4 Juta Jiwa Ada di Jawa Barat, Jadi Provinsi dengan Penduduk Terbanyak, Sumsel Diurutan Berapa?
Dan juga pemanfaatan HHBK yang diantaranya pengolahan biji kopi, pembuatan kafe kopi, dan Budidaya Madu Klanceng.
Pelatihan pengolahan kopi ini mengundang narasumber pemilik usaha Putra Abadi Coffee, Wenny Bastian.
Putra Abadi Coffee salah satu UMK Binaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Sumbagsel sukses menjalankan usaha kopinya.
Menariknya lagi UMK Binaan itu memulai dengan bermodalkan Rp50.000.
BACA JUGA:Produksi Air Baku PDAM Tirta Randik Alami Penurunan 20 Persen, Kok Bisa? Ini Penyebabnya
Namun mampu menghasilkan omset minimal Rp100 juta setiap bulannya.