Sehingga kunci jadi tidaknya serangan Iran ke Israel adalah gencatan senjata tercapai atau tidak di Gaza, Minggu ini.
BACA JUGA:Fakta Menarik Hewan Koala yang Hobi Tidur Sambil Peluk Pohon
Terkait keikutsertaan Hizbullah dalam rencana menggempur Israel, cukup beralasan.
Pasalnya Milisi Hizbullah yang merupakan sebagai kelompok perlawanan Pro Iran di Lebanon, memang memendam dendam kepada Israel.
Soalnya, Komandan paling senior Hizbullah Fuad Shukr, tewas dalam serangan militer Israel ke Beirut, Lebanon, sehari sebelum Pemimpin Hamas Ismail Haniteh tewas dibunuh.
Sumber tersebut tidak mengatakan, berapa lama Iran akan membiarkan pembicaraan berlangsung sebelum memberikan tanggapan.
BACA JUGA:Berikut 4 Jenis Batu Akik yang Dipercaya Memiliki Kekuatan Energi Tinggi
BACA JUGA:Soal Dugaan Pungli di Rutan Kelas I Palembang, Ini Klarifikasi dari Karutan David Rosehan
Namun yang pasti, kondisi tersebut kian memanaskan konflik antara Iran dan Israel.
Khawatir bila serangan Iran akan memperlebar konflik di wilayah regional, maka Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Keir Starmer mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Senin.
Dalam pernyatannya mereka mengimbau Iran menahan diri, dengan tidak melakukan serangan balasan ke Israel.
Mereka mendukung dorongan gencatan senjata dari mediator Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, Minggu ini, untuk mengakhiri perang Israel-Hamas.
BACA JUGA:Kemensos Tambah Penerima Bansos PKH dan BPNT, Untuk Syaratnya Cek Disini!
BACA JUGA:PWI Sumsel Launching Mappilu, OKI Segera Bentuk Kepengurusan
Para pemimpin Eropa juga menyerukan pengembalian sejumlah sandera yang ditahan oleh Hamas.