Tentu saja, Noa Argamani tak terima dengan pemberitaan yang salah tersebut.
BACA JUGA:Waspada! Sering Makan Korban Jiwa, Inilah 5 Jalan Tol Paling Angker di Jawa
Gadis Israel ini pun membela Hamas, yang tak lain pihak penyandera dirinya di Gaza.
“Mereka [Hamas] tidak memukuli saya dan tidak memotong rambut saya. Saya berada di sebuah gedung yang diledakkan oleh Angkatan Udara [Israel.
Saya tekankan bahwa mereka tidak memukul saya, tetapi saya terluka di sekujur tubuh saya akibat runtuhnya struktur yang menimpa saya,” tambahnya.
Diketahui, Noa Argamani merupakan bagian dari 240 warga Israel yang dibawa paksa Hamas sebagai sandara, pada peristiwa 7 Oktober 2024.
BACA JUGA:Kementerian PUPR Dorong Digitalisasi Perumahan, Ternyata Ini Tujuannya
BACA JUGA:KEPUTUSAN FINAL! 3 Kategori Tenaga Honorer Ini Batal Diangkat Jadi PPPK 2024
Dalam “Operasi Banjir Al Aqsa” tersebut, Hamas melakukan serangan taktis dari darat dan udara ke wilayah Israel.
Serangan itu menyebabkan lebih dari 1.000 warga Israel, baik sipil maupun militer, terbunuh.
Selain itu, jumlah korban luka-luka pun tak sedikit jumlahnya.
Sementara sekitar 240 warga Israel, dibawa ke Gaza sebagai sandera.
BACA JUGA:Raih Perak Cabor Catur, Prestasi PWI Sumsel di Porwanas Meningkat
BACA JUGA: Gempa Laut 5.2 M Guncang Seluma Bengkulu, Dirasakan hingga Pagaralam, Tak Berpotensi Tsunami
Dar ratusan sandera, separuhnya sudah dibebaskan saat gencatan senjata selama seminggu pada November 2023 lalu.