Pasalnya, Hamas telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pertempuran yang panjang.
BACA JUGA:Dukung Ukraina, Penembak Trump Pernah Coba Rekrut ‘Tentara’ untuk Lawan Rusia
BACA JUGA:BANGKIT! Honda Spacy 125 Muncul Lagi, Bensinnya Super Irit
Diketahui, Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, mampu menerbangkan rudal hipersonik hingga mencapai Israel tengah Minggu kemarin, untuk pertama kalinya.
Kondisi ini membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu gusar dan mengancam akan memberikan “harga yang mahal” kepada Houthi.
Sedangkan Amerika Serikat tampaknya meremehkan klaim Houthi bahwa mereka menembakkan rudal hipersonik yang sulit dicegat.
Amerika Serikat membantah Houthi dan Iran mengirimkan rudal hipersonik apa pun ke negara tersebut.
BACA JUGA:Gempa Laut 4.9 Magnitudo terjadi di Labuha Maluku Utara, Cek Episentrum dan Kedalamannya
Namun Houthi memberi jawaban atas sikap remeh Amerika Serikat itu, dengan ancaman akan melakukan hal serupa kepada Israel dalam waktu dekat.
Sementara itu dalam serangan yang dilakukan Israel di Gaza, Senin kemarin, setidaknya 18 orang dinyatakan tewas.
Serangan terbaru ini terjadi ketika Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan bahwa prospek penghentian pertempuran dengan militan Hizbullah di sepanjang perbatasan Lebanon semakin meredup.
Sedangkan Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan, enam warga Palestina tewas dalam serangan udara serupa pada malam hari di sebuah rumah milik keluarga Bassal di lingkungan Zeitun Kota Gaza, yang merupakan sasaran rutin serangan militer Israel sejak perang dimulai.
BACA JUGA:PT Sugar Group Companies Buka 6 Posisi Menarik Lowongan Kerja Terbaru, Ini Posisi dan Kualifikasinya
Dua orang tewas dalam serangan udara semalam di Rafah yang menargetkan sebuah rumah milik keluarga Abu Shaar, kata badan tersebut.