JAKARTA, PALPRES.COM - Gempa Kabupaten Bandung dan Garut 5.0 Magitudo pada 18 September 2024 lalu, dipicu Sesar Garsela.
Hal itu tak terbantahkan, sesuai hasil analisis gunakan data gempa susulan, relokasi hiposenter dan analisis mekanisme sumber.
Demikian ditegaskan oleh Dr Daryono S.Si, MSi, Kordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Daryono melalui laman media sosial X, @DaryonoBMKG, menjelaskan bahwa mekanisme gempa Kabupaten Bandung dan Garut terkonfirmasi memiliki orientasi sesar berarah Timur laut-Barat daya, sesuai arah jalur sesar Garsela.
BACA JUGA:Gempa 3.5 Magnitudo Guncang Maluku, Tak Berpotensi Tsunami, Cek Kedalaman dan Episentrumnya
BACA JUGA:3 Mobil Hybrid Suzuki Jadi Solusi untuk Perjalanan Jauh, Berikut Keunggulannya!
“Sejauh ini, gempa Kabupaten Bandung dan Garut 5.0 Magitudo adalah gempa paling besar di Zona Sesar Garsela,” ujar Daryono.
Menurut Daryono, Sesar Garut Selatan berupa zona (luasan yang lebar), semacam "deformation zone" sehingga segmen sesarnya banyak.
“Ini tercermin dari sebaran kegempaan terelokasi (relocated seismicity) jangka panjang menunjukkan sebaran luas.
Selain itu dari data gempa jangka panjang BMKG mengungkap, bahwa Zona Sesar Garut Selatan (Garsela) adalah zona paling aktif gempa di Pulau Jawa,” ungkap Daryono.
BACA JUGA:Usai Jalani Kemoterapi, Kate Middleton Kembali Lakukan Tugas Kerajaan
Sebelumnya, Daryono di laman media sosial X, @DaryonoBMKG, bahwa dari sekian banyak segmen di Zona Garut Selatan itu, baru dua segmen yang dikenali.
Kedua segmen itu yakni Segmen Rakutak dan Segmen Kencana.
“Zona Garut Selatan ini, merupakan yang paling aktif gempa di Pulau Jawa,” ujarnya.