PALPRES.COM - Aceh adalah sebuah provinsi yang kaya akan sejarah dan budaya, namun memiliki masalah serius dalam pengelolaan proyek infrastruktur.
Setidaknya, ada 3 megaproyek besar yang menelan dana fantastis tetap terbengkalai dan tak memberikan manfaat yang diharapkan masyarakat.
Lantas, 3 megaproyek apa saja di Aceh yang terbengkalai tersebut?
1. Pasar Induk Terpadu Kota Lhokseumawe
BACA JUGA:Kisah Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari yang Masuk Islam Bersama Senyuman Rasulullah
BACA JUGA:Ribuan Tahun Gersang, Gurun Sahara Dilaporkan Menghijau, Ini Kata NASA
Pasar ini berlokasi di Kota Lhokseumawe, Gampong Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Aceh.
Belum dimanfaatkan tapi proyek ini sudah terbengkalai, padahal pembangunannya telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2015 hingga 2018.
Pembangunan proyek ini menelan dana Rp2,76 miliar lebih di tahap 1 dan Rp4,85 miliar di tahap 2.
Tahun ketiga, yakni 2017 dana yang dikucurkan senilai Rp2,5 miliar.
BACA JUGA:‘Selamatkan’ Songket Marga Danau, Ini yang Dilakukan Tim Pengabdian Unsri di Pedamaran OKI
BACA JUGA:Kemenkop UKM Terbitkan Buku Serial Ungkap Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM, Ini Harapannya
Kemudian tahun 2018 pasar induk ini kembali dapat suntikan dana dari APBN senilai Rp8 miliar lebih.
Anggaran ini diberi nama 'Biaya Jasa Kontruksi Fisik Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat Induk Terpadu Kecamatan Banda Sakti'.
Di tahun 2018 juga ada kegiatan 'Biaya Jasa Kontruksi Fisik Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat Ujong Blang' dengan biaya senilai Rp5,68 miliar.