Menteri Retno juga menyoroti pentingnya implementasi Resolusi Majelis Umum PBB ES-10/24, yang menuntut Israel hengkang dari wilayah Pendudukan Palestina.
BACA JUGA:Tercanggih di Asia, RS Spesialis Jantung di Jakarta Bangun Pusat Kardiovaskular Senilai Rp1 Triliun
BACA JUGA:Telan Dana Fantastis, 3 Megaproyek di Aceh Ini Malah Terbengkalai, Kok Bisa?
Jika negara-negara anggota PBB tak punya keberanian menekan negara yang tak mematuhi resolusi, menurut Menlu Retno, perdamaian akan hancur.
Indonesia sebagai anggota PBB, menurut Menlu Retno, mendesak seluruh negara untuk memastikan implementasi resolusi ini.
Dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno meminta Negara-negara Gerakan Non-Blok (GNB) dapat menggunakan pengaruhnya untuk membantu Palestina.
Pengaruh negara-negara GNB, menurut Retno, harus dimanfaatkan untuk dua hal utama.
BACA JUGA: Gempa Guncang Sumbawa NTB Pagi Ini, Cek Kekuatan, Kedalaman dan Episentrumnya
BACA JUGA:Kisah Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari yang Masuk Islam Bersama Senyuman Rasulullah
Meningkatkan jumlah negara yang mengakui Palestina, dan mendorong implementasi efektif dari Resolusi Majelis Umum PBB ES-10/24, yang menuntut Israel untuk mengakhiri kehadiran ilegalnya di Wilayah Pendudukan Palestina.
Dijelaskan Rerno, pengakuan terhadap negara Palestina bernilai penting.
Karena, dapat mengobarkan harapan warga Palestina dan menjadi langkah menciptakan solusi dua negara.
Selain sebagai tekanan politis kepada Israe, agar segera menghentikan kekejamannya terhadap Palestina.
BACA JUGA:Kisah Sahabat Abdullah Bin Haram yang Meninggal Dunia di Medan Perang
BACA JUGA:Kisah Sahabat Disabilitas Amr Bin Jamuh yang Ikut Perang
Menlu Retno minta agar negara-negara GNB harus menjadi yang terdepan dalam memberikan pengakuan terhadap Palestina.