Bahkan, dengan luasnya pabrik mobil listrik terluas di Korea Selatan sekelas Hyundai saja terhitung lahannya saja yang melapang, bukan bangunannya.
BACA JUGA:Info BMKG, Wilayah Sumsel Diprakirakan Berawan Tebal Berpotensi Hujan Ringan Hari Ini 2 Oktober 2024
BACA JUGA:Wuling Bingo SUV Bergaya Crossover Telah Dirilis, Dibandrol Seharga Rp 160 Jutaan
Apabila rencananya berjalan mulus, megaproyek pembangunan gedung supertall bakal melibatkan BUMN seperti PT PP dan PT Hutama Karya.
"Pertamina Energy Power kan menjadi gedung tertinggi di Indonesia yang pertama menggunakan konsep eco green," ujar Luhur Budi Djatmiko yang pada 11 tahun silam menjabat sebagai Direktur Umum Perusahaan Energi Raksasa RI.
Megaproyek yang diproyeksi bakal dibangun di Jakarta Selatan digadang mampu selesai dalam jangka waktu 6 tahun sejak groundbreaking terlaksana di tahun 2013.
Jika proyek ini mampu direalisasikan sesuai janji, tower supertall ini bakal menjadi green building Indonesia yang akan berdiri megah di antara kawasan area hijau yang mendominasi hingga 55 persen.
BACA JUGA:Transaksi di Harbolnas 2024 Diprediksi Tembus Rp 6,7 Triliun, Kategori Ini Banyak Diminati!
BACA JUGA:Ini Kolaborasi DPK Bersama OPD, Tingkatkan Budaya Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Masyarakat Muba
Diketahui, megaproyek ini bukan sekedar proyek gedung pencakar langit biasa.
Ketinggiannya yang diatas 500 meter membuatnya masuk dalam kategori supertall.
Pertamina Energy Tower yang digadang akan bersusun 99 lantai ini terpentol permasalahan klasik yakni masalah pendanaan.
Investasi proyeknya saja menembus USD 1,7 miliar, artinya jika dirupiahkan dengan kurs terkini nilainya mencapai Rp25,8 triliun.