Begini Cara PHE WMO Mengatasi Lahan Kritis di Pesisir Bangkalan

Selasa 15-10-2024,18:22 WIB
Reporter : Firdaus
Editor : Firdaus

Cadangan air yang besar di Desa Bandangdaja ini dikarenakan Desa Bandangdaja masuk ke dalam aliran Cadangan Air Tanah (CAT) Ketapang-Bangkalan. 

Pengelolaan HIPPAM Sumber Barokah tidak hanya dikembangkan untuk kegiatan domestik, tetapi juga sudah dikembangkan untuk kegiatan usaha bagi masyarakat setempat, baik itu untuk olahan makanan hingga usaha air galon isi ulang.

PHE WMO mulai melakukan pemetaan potensi maupun tantangannya. 

BACA JUGA:Terima Sinyal Darurat, Tim PHE ONWJ Selamatkan 18 Awak Kapal Kargo Glorie Indah 1 yang Karam

BACA JUGA:Fenomena Aphelion Bulan Juli Akan Terjadi di Tanggal Ini, Apa Dampaknya Bagi Bumi?

Mulai dari Pemetaan Lahan Pertanian, Memahami Kondisi Lahan Kering serta tanaman yang bisa tumbuh dipermukaan tanah kering hingga menentukan 8 titik sumber air yang bisa digunakan. 

Melalui berbagai macam pemetaan lingkungan dan demografi masyarakat ditetapkanlah aplikasi model pertanian regeneratif berbasis teknologi tepat guna sebagai upaya rehabilitasi lahan kritis di bandangdaja. 

Pengelolaan program ini dilakukan bersama dengan Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera sebanyak 15 orang dengan memanfaatkan 1ha area demplot pertanian atau kebun percontohan. 

Sebagai upaya memanfaatkan sumber air untuk pertanian secara bijak dilakukanlah instalasi sistem irigasi tetes dan pengolahan lahan menggunakan serabut kelapa untuk membantu penghematan air.

BACA JUGA:Bangunan SD Negeri di Lampung Diperbaiki, Ini Bentuk Kepedulian dari PHE OSES

BACA JUGA:PHE Menjamin Kesempatan yang Setara bagi Perempuan Dalam Menjaga Ketahanan Energi Negeri

 Serabut kelapa ini sebelumnya dibuang dan dibakar, tetapi sekarang menjadi media tanam sehingga air tidak ngrembes dan tidak menguap.

Selain pengolahan lahannya, dalam proses perawatan tanaman, kelompok juga melakukannya secara organik. 

Desa Bandangdaja yang hampir 80 persen penduduknya memiliki hewan ternak memiliki masalah banyaknya kotoran hewan yang tidak dioptimalkan sehingga menjadi pencemaran udara. 

Selanjutnya PHE WMO melakukan kegiatan pelatihan kepada kelompok untuk membuat produk penunjang pertanian dari limbah mulai dari kompos, pupuk organic cair (POC) dan mikroorganisme lokal (MOL). 

BACA JUGA:PHE Capai Kinerja Keberlanjutan yang Optimal Karena Konsisten Melakukan Ini

Kategori :