Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengembangan sistem pelaporan kredit atau credit reporting system.
Dengan mencakup industri keuangan berbasis teknologi seperti peer-to-peer (P2P) lending, asuransi, dan penjaminan.
“Kami memperluas cakupan sistem pelaporan kredit (SLIK) tidak hanya untuk perbankan dan perusahaan pembiayaan, tetapi juga untuk industri fintech P2P lending, asuransi, dan penjaminan,” jelasnya.
BACA JUGA:Berikut Cara Membuka Tabungan BRI Junio dan Keuntungan Menabung di BRI Junio
BACA JUGA:10 Tips Sederhana Untuk Menabung Uang Rp 50 Juta Dalam Setahun Bagi Pegawai Bergaji UMR!
Selain itu, OJK mendorong penggunaan inovatif credit scoring atau ICS sebagai alat untuk penilaian kelayakan kredit.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kredit dan mendorong pertumbuhan sektor jasa keuangan yang lebih inklusif.
OJK juga fokus pada peningkatan kuantitas dan kualitas kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Mahendra menekankan bahwa OJK mendorong perbankan dan pelaku industri keuangan untuk mengembangkan strategi khusus bagi penyaluran kredit UMKM.
BACA JUGA:Banyak Generasi Muda Jarang Menabung, Bank Digital Bisa Jadi Solusi
BACA JUGA:Hari Tua Bahagia, Ini Tips Menabung Agar Terhindar dari Masalah Keuangan di Masa Tua
Hal ini dilakukan dengan memperluas sumber dana, memanfaatkan teknologi informasi, serta menerapkan tata kelola yang berhati-hati.
“Kami meminta perbankan dan pelaku industri di sektor jasa keuangan untuk menyusun strategi peningkatan kuantitas dan kualitas penyaluran kredit UMKM, tentunya dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” kata Mahendra.
Dalam mendukung kebijakan prioritas pemerintah, OJK telah berkomunikasi dengan tim pemerintah.
Terkait sejumlah program seperti transisi energi, pengembangan ekonomi hijau, pasar karbon, hingga ketahanan pangan.
BACA JUGA:Gaji Kamu Numpang Lewat Aja? 5 Hal ini Penyebab Membuat Kamu Enggan Menabung