"Jadi Kalau itu dibatasi saya otomatis menolak susu dari peternak, kan peternak sebagian besar dari masyarakat. Nah kalau saya tolak kan kasihan mereka harus buang-buang susu," jelas Bayu.
BACA JUGA:GAWAT! Kecanduan Judol, Kini Total 100 Orang Jalani Terapi kesehatan di RS
BACA JUGA:MALANG! Niat COD, Motor Pemuda di Palembang Malah Dicolong Calon Pembeli
Sehingga Kata Bayu, susu sapi yang dipanen tersebut ditujukan untuk susu ultra-high temperature (UHT) dan pasteurisasi.
Jadi Susu segar ini hanya tahan selama 48 jam. Karena itu, peternak memutuskan untuk membuangnya jika tidak terserap industri.
Untuk itu Peternak juga tidak membagikan susu tersebut ke masyarakat karena jumlahnya yang besar, mencapai ratusan ton.
Tak hanya itu dalam ketenangan Bayu, butuh waktu dan sumber daya yang cukup untuk membagikannya, sementara usia susu terbatas 48 jam saja.
BACA JUGA:Rekomendasi Tempat Ngopi Keren di Palembang Pas Weekend, Harga Terjangkau Banyak Spot Foto!
BACA JUGA:BRI Kurangi Jumlah Kantor, Tingkatkan Sharing Economy ke Masyarakat Lewat AgenBRILink
Jadi Bayu menambahkan kejadian ini tidak hanya berlangsung di Pasuruan saja, tetapi hampir di seluruh Jawa.
"Kejadian buang-buang susu terjadi di seluruh Jawa. Saya ada videonya lengkap semua, sampai sekarang teman-teman saling berkoordinasi. Namun sampai hari ini tidak ada yang berani speak up. Karena hubungannya dengan program susu gratis digembor-gemborkan terus," tandas Banyu.