BACA JUGA:2 Kapal OPV TNI AL Resmi Diberi Nama, Penuhi Syarat Sebagai Light Frigat, Ini Keunggulannya
BACA JUGA:Kapal OPV 90M TNI AL Resmi Diluncurkan, Ini Penegaskan Staf Ahli Menhan
Hal itu harus dilakukan, tegas KASAL Muhammad Ali, guna menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks.
Operasi Gabungan Amfibi
Sebelumnya, Operasi Gabungan Amfibi melibatkan ratusan pasukan gabungan TNI-AD yang "menyerbu" Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur.
Penyerbuan ratusan prajurit tersebut dimulai dengan serangan pesawat tempur F-16.
BACA JUGA:TNI Kerahkan Puluhan Marinir Terbaik ke Australia, Ternyata Ini Tujuannya
BACA JUGA:Bantu Warga Gaza, Satgas Nakes TNI Beri Layanan Kesehatan di Rafah dan El Arish
Serangan F-16 berhasil melumpuhkan Artileri Pertahanan Udara musuh.
Serangan alutsista canggih ini, menandai dimulainya operasi pendaratan oleh 300 pasukan gabungan.
Bersama pasukan dari 1st Combat Ground Infantry Battalion Angkatan Darat Australia, Pasukan Amfibi Marinir TNI AL melaksanakan operasi pendaratan tersebut.
Operasi Amfibi TNI AL dan ADF ini merupakan bagian dari Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Keris Woomera 2024.
BACA JUGA:Misi Kemanusiaan Gaza, 25 Nakes TNI Gabung Floating Hospital di Uni Emirat Arab
BACA JUGA:40 Nakes TNI Ikut Misi Kemanusiaan ke Gaza, Palestina, Menhan Prabowo Tegaskan Hal Ini
Latgabma Keris Woomera 2024 melibatkan prajurit TNI dan Australian Defense Force (ADF), di pantai Banongan, Situbondo, pada Rabu, 13 November 2024.
Komandan Kodiklatal Letjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E., M.M., M.Tr.(Han) selaku Direktur Latihan Keris Woomera 2024 dihadapan awak media sebagaimana dilansir Pusat Penerangan TNI di laman media sosial X @Puspen_TNI, menjelaskan bahwa Latgabma Keris Woomera 2024 merupakan latihan militer bilateral terbesar antara TNI dan ADF yang melibatkan sekitar 3.000 personel.
Menurut Letjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, latihan tersebut bertujuan menyamakan teknik dan prosedur dalam pelaksanaan operasi gabungan Amfibi yang dimiliki oleh Korps Marinir TNI AL dan ADF.