Seperti diketahui, reaktor nuklir Tangerang ini resmi dioperasikan pada 20 Agustus 1987 oleh Presiden Ke-2 RI Soeharto.
BACA JUGA:GOKIL! Smartphone Ini Harganya Dibawah 1 juta Tapi Sekali Selfi Seperi Artis Korea
Terhitung sejak 37 tahun, hingga kini reaktor ini masih menjadi salah satu reaktor riset terbesar di Asia Pasifik dengan kapasitas 30 MW thermal.
Sebab, reaktor ini berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) dan dirancang dengan spesifikasi keamanan tinggi.
Misalnya teknologi tahan gempa, anti bocor, serta sistem pengendalian radiasi yang ketat.
Bukan itu saja, gedung ini juga mempunyai fasilitas lift dan untuk reaktornya ditempatkan di lantai tiga yang dilindungi dua pintu tebal.
BACA JUGA:Kampanye Akbar Paslon Yudha-Bahar di Benteng Kuto Besak, Hadirkan Festival Palembang Maju
BACA JUGA:Miris! Proyek 1.000 Tower SBY di Jawa Barat Berakhir Jadi Lokasi Syuting Film Horor
Dalam ruangan reaktor nuklir ini terdapat kolam air biru yang memancarkan cahaya.
Warna itu berasal dari akibat proses uranium sebanyak 10 kg yang diimpor dari negara seperti AS, Rusia dan Prancis.
Siklus pemrosesan uranium ini berlangsung selama 10 tahun dan tak bisa digunakan lagi melainkan dikembalikan ke negara asal pembeliannya.
Beda halnya dari reaktor daya penghasil listrik, Reaktor GA Siwabessy lebih difokuskan untuk produksi isotop, riset ilmiah dan industri layanan iradiasi.
BACA JUGA:Preview Kualifikasi Piala Dunia 2026 Argentina vs Peru: Kabar tim, Susunan Pemain dan Prediksi Skor