Pesertanya adalah 10 partai politik, jauh lebih sedikit daripada Pemilu 1955 yang diikuti 172 partai politik.
BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Ingin Terus Matangkan Persiapan Pilkada Serentak 2024 di Sumsel
BACA JUGA:Kapolda Kunjungi KPU Provinsi, Pastikan Tahapan Pilkada Serentak 2024 di Sumsel Berjalan Aman Lancar
Tokoh yang terkenal dalam memimpin gerakan ini adalah Arief Budiman. Namun, pencetus istilah “Golput” ini sendiri adalah Imam Waluyo.
Dipakai istilah “putih” karena gerakan ini menganjurkan agar mencoblos bagian putih pada kertas atau surat suara di luar gambar parpol peserta Pemilu bagi yang datang ke bilik suara.
Namun, kala itu, jarang ada yang berani untuk tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena akan ditandai.
Golput kemudian juga digunakan sebagai istilah lawan bagi Golongan Karya, partai politik dominan pada masa Orde Baru.
Istilah lain dari golongan putih adalah "suara putih", "suara rusak", "suara protes", dan "suara kosong".