BACA JUGA:Trump Menangi Pilpres AS, Ini Sikap Hamas dan Hizbullah
BACA JUGA:Israel Klaim Tewaskan Pejabat Hamas Terakhir di Gaza, Ini Profilnya
Sejak tim medis Indonesia hengkang, menurut Hussam Abu Safiya, tidak ada ahli bedah yang tersisa.
Sementara korban akibat serangan Tentara Israel pada Jumat kemarin terus berjatuhan, sementara persediaan medis hampir habis.
Kampanye militer Israel
Diketahui, Israel telah melancarkan kampanye militer di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
BACA JUGA:Berduka atas Kematian Yahya Sinwar, Ini Sumpah Para Militan Hamas
BACA JUGA:Dokumen Rahasia Terungkap, Hamas Ajak Iran pada Serangan 7 Oktober ke Israel?
Kampanye ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan Hamas yang dikenal dengan nama Operasi "Banjir Al Aqsa" pada 7 Oktober 2023.
Dalam serangan mendadak tersebut, lebih dari 44.400 orang tewas, mayoritas di antaranya adalah warga sipil, meskipun terdapat juga korban dari pihak militer.
Selain itu, lebih dari 105.000 orang mengalami luka-luka.
Ratusan warga Israel juga diculik dan dibawa paksa ke Gaza untuk dijadikan sandera.
BACA JUGA: Israel Serang Tepi Barat, Tewaskan 18 Warga, Termasuk Komandan Hamas Tulkarem
BACA JUGA:Regenerasi Berlanjut, Hamas Rekrut Banyak Pejuang Generasi Baru
Kampanye militer Israel yang semula digelar untuk membebaskan para sandera, belakangan berubah menjadi ajang genodisa di Gaza.
Terkait hal itu, pada 21 November, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional, atas perang mematikannya di Gaza.