Sejarahnya, sungai yang kini ada di Kadawung ini sempat menjadi persembunyian para pahlawan kemerdekaan pada masa kolonial Belanda, untuk menghindari penangkapan.
BACA JUGA:Alhamdulillah, 375 Mahasiswa dan Guru Honorer di Musi Banyuasin Raih Beasiswa Medco
BACA JUGA:Dukung Kemerdekaan Palestina, Prabowo Temui Presiden Mesir, Ini Hasilnya
Ceritanya, mereka bersembunyi disana namun penjajah tidak bisa menemukannya lantaran kondisi dalam pandangan penjajah seakan daerah itu hilang dan ada yang menyembunyikan.
Cerita lainnya, nama Siluman berkaitan dengan para pengunjung yang tak cukup sekali untuk menghafal rute perjalanan ke sana dan sering kesasar sehingga dikaitkan dengan misteri.
Terlepas dari sejarahnya yang cukup mengerikan, tapi menurut warga setempat cerita ini hanya dari mulut ke mulut saja, faktor logisnya adalah tempat tersebut dulunya hutan yang terkesan tersembunyi.
Lantas, benarkah jika berganti nama akan menjadi sial?
BACA JUGA:All New KONA Electric N Line Hadir, Desain Eksteriornya Tampil Gahar ala Mobil Motorsport
BACA JUGA:PENTING! Hanya KPM dengan Kriteria Berikut yang Bisa Cair PKH BPNT Via Pos, Kamu Termasuk?
Mengenai pergantian nama, untuk memperbaharui citra, di era 80-an pemerintah setempat sempat menggantinya dengan 'Desa Margasari'.
Pergantian nama ini berlangsung selama 3 tahun saja karena masyarakat setempat mengalami musibah berupa gagal panen, yang dipercaya akibat dari pergantian nama desa.
Terlepas dari benar atau salah, itu menjadi kepercayaan mereka sehingga sejak itu namanya tidak pernah diganti sehingga sudah 18 kali berganti masa pemerintahan dan dipimpin kepala desa yang berbeda-beda.
Akan tetapi, masyarakatnya sebagian besar masih berprofesi sebagai petani dan saat ini sebagiannya ada yang berprofesi sebagai tukang pengolah kayu segon menjadi kursi dan sofa.
BACA JUGA:6 Jenis Debitur yang Bakal di Hapus Kredit Macetnya Oleh Prabowo, KUR UMKM Tidak Termasuk!
BACA JUGA:JANGAN SKIP! 6 Kunci Penting yang Bisa Kamu Lakukan Agar Bisa Olahraga Lari Dengan Konsisten
Bahkan, Siluman menjadi sentra pengrajin meubel di Subang, yang jika berkunjung kesana mudah menemukan para pengrajin di pinggir jalan.