Selain itu, faktor lingkungan yang buruk, seperti sanitasi yang tidak memadai dan kekurangan air bersih, juga turut meningkatkan risiko stunting.
Infeksi akibat buruknya kebersihan lingkungan dapat memperburuk kondisi ini.
BACA JUGA:Muba Sukses Turunkan Angka Stunting Tercepat di Sumsel Hingga 6,5 Persen
BACA JUGA:Salurkan CSR Bidang Kesehatan, Bank Sumsel Babel MoU dengan Pemkab Lahat Tangani Stunting
Faktor-faktor yang tidak berkaitan langsung dengan kesehatan, seperti masalah ekonomi, politik, sosial, dan budaya, juga berperan dalam penyebab stunting.
Kurangnya pemberdayaan perempuan dan penurunan kualitas lingkungan merupakan faktor-faktor yang turut memengaruhi prevalensi stunting.
Dampak Stunting
Stunting memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang, antara lain:
BACA JUGA:Capai 20,3 Persen Ibu Asuh Gencarkan Gerakan Aksi Stunting Sumsel
BACA JUGA:Dalam Rakornas Pemprov Sumsel Ingin Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 Dibuka Oleh Wapres RI
- Mengganggu perkembangan otak dan metabolisme tubuh
- Menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik, yang berdampak pada kecerdasan anak yang berada di bawah rata-rata anak seusianya
- Menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh, membuat anak lebih mudah sakit
Anak yang mengalami stunting juga lebih berisiko terkena infeksi serta penyakit tidak menular, seperti diabetes, stroke, dan kanker.
BACA JUGA:Usung Konsep Pentahelix dan Berbasis Data, Ini Upaya Pemkab Muba Turunkan Angka Stunting
BACA JUGA:WADUH! Ternyata Pemicu Stunting Terbesar Adalah Susu Kental Manis, Begini Penjelasannya
Cara Mencegah Stunting
Stunting terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan anak, yaitu selama 2 tahun setelah kelahiran.