Selain menuduh Pemerintah Israel gagal menjamin pembebasan tahanan, dia juga menggambarkan kondisi sulit yang dia alami.
BACA JUGA:Israel Akui Bunuh 3 Sandera Hamas, 2 Diantaranya Tentara IDF
BACA JUGA:Rilis Video Al Qassam, Sandera Tuding Israel Jadikan Mereka Target Serangan
Video sandera Israel itu muncul setelah perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dihidupkan kembali di Qatar.
Negara-negara mediator Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, telah terlibat dalam upaya berbulan-bulan namun gagal mengakhiri perang di Gaza.
Dalam rekaman video tersebut, Liri Albag juga menyerukan pemerintah Israel agar mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan para sandera di Gaza.
Disandera saat serangan 7 Oktober
BACA JUGA:Hindari Pemboman Israel, Brigade al-Qassam Lakukan Ini pada Para Sandera
BACA JUGA:Brigade Al Qassam Ancam Pulangkan Sandera dalam Peti Mati, Jika Israel…
Liri Albag mengalami penyanderaan bersama enam tentara wajib militer wanita lainnya, dalam penyerbuan yang dilakukan Hamas di pangkalan militer Nahal Oz, perbatasan Gaza, pada Oktober 2023.
Diketahui, sejak dimulainya perang pada 2023, Hamas telah merilis video sandera Israel yang ditahan.
Dalam serangan 7 Oktober 2023, Hamas menyandera sekitar 250 orang, dan sekitar 100 di antaranya masih berada di Gaza.
Namun, menurut militer Israel, sekitar 34 sandera di Gaza diperkirakan tewas.
BACA JUGA:Brigade Al-Qassam Rilis Video 6 Sandera Sebelum Terbunuh, Ini Pesan Mereka untuk Netanyahu
BACA JUGA:Hamas Bantah Bunuh 6 Sandera Warga Israel, Tuding Pihak Ini Pelakunya
Menanggapi video yang memperlihatkan putri mereka, orang tua Liri Albag mengatakan hal itu telah membuat hati mereka hancur berkeping-keping.
Keluarga imbau Netanyahu pulangkan sandera
Mereka mengimbau, agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil keputusan selayaknya orang tua yang anaknya menjadi sandera di Gaza.