Baik itu yang berpeluang dilepasliarkan kembali ke alam maupun yang tidak (unreleaseable) karena alasan medis dan psikis.
BACA JUGA:1.250 Warga Balikpapan Rasakan Manfaat CSR Pertamina Hulu Mahakam
Manajer Program Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari, drh. Agus Irwanto, menyampaikan apresiasi kepada PHM atas kerja sama ini.
“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada SKK Migas dan PHM atas kepeduliannya terhadap keberlanjutan satwa dan habitatnya,” ujar Agus.
Ia menjelaskan, rehabilitasi orangutan memerlukan proses panjang hingga 7-8 tahun.
Termasuk pelatihan untuk kembali menjadi liar seperti memanjat pohon, membangun sarang, mencari pakan alami, serta mengenali predator.
BACA JUGA:Pertamina Hulu Mahakam Raih Gold Reward dalam Audit Sistem Manajemen Pengamanan Polri
“Proses rehabilitasi ini sangat penting untuk memastikan orangutan dapat dilepasliarkan kembali ke hutan dan hidup mandiri di habitatnya,“ tambah Agus.
Sementara itu, General Manager PHM Setyo Sapto Edi dalam sambutannya menjelaskan bahwa rehabilitasi orangutan dan habitatnya ini sejalan dengan komitmen Perusahaan dalam menjalankan program tanggung jawab sosial yang inovatif dan berkelanjutan sebagai bentuk penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Dukungan konservasi orangutan dan habitatnya merupakan salah satu bentuk kepedulian dan komitmen Pertamina Hulu Mahakam dalam melindungi dan melestarikan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati, "jelasnya.
Dia berharap, kerja sama rehabilitasi orangutan dan habitatnya ini dapat menyelamatkan populasi orangutan dan menambah luasan habitat yang aman bagi orangutan.
BACA JUGA:PHM Kenalkan Mamalia Air Tawar Khas Delta Mahakam Kepada Anak Usia Dini
BACA JUGA:PHM Kembangkan Inovasi CSR Pengelolaan Gas Metana dari Tumpukan Sampah
Sementara itu, Manager Communication Relations dan CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terus berlanjut hingga saat ini dengan BOSF.