PALPRES.COM- Kilang Pertamina Plaju ikut mendukung pemanfaatan minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) demi meminimalisir dampaknya terhadap lingkungan.
Data dari lembaga think tank Traction Energy Asia menunjukkan Indonesia memiliki potensi minyak jelantah yang sangat besar, dengan nilai 933.200 kilo liter per tahun.
Minyak jelantah jika tidak diolah dengan baik dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.
Namun sebaliknya, minyak bekas gorengan ini dapat disulap menjadi salah satu sumber energi berkelanjutan.
BACA JUGA:Minyak Jelantah Bisa Dijual ke Pertamina, Segini Harga Per Liternya
BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Penuhi Kebutuhan dengan Produksi 2.244 Juta Liter Diesel di 2024
Serta dapat mendorong terwujudnya kemandirian energi untuk mendukung Asta Cita pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kilang Pertamina Plaju, sebagai perusahaan pengolahan migas & petrokimia, turut memanfaatkan potensi minyak jelantah dari lingkungan internal perusahaan, salah satunya dari rumah tangga para pekerja.
Pada Selasa 11 Februari 2025, Kilang Pertamina Plaju menggelar seminar untuk mengajak ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Persatuan Wanita Patra (PWP) RU III.
Tujuannya untuk mengenal bahaya pencemaran yang disebabkan oleh minyak jelantah, dan bagaimana dapat memanfaatkan peluang ekonominya.
BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Operasikan PLTS 2,25 MWp, Tekan Emisi 1.307 Ton CO2e di 2024
Sulit Terurai
Masyarakat bisa memasukkan minyak jelantah ke dalam UCollect Box, dan secara otomatis saldo akan masuk ke dalam UCOllect App. --Kilang Pertamina Plaju
Environmental Section Head, Farida ApriIia Ningrum, Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup & Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumatera Selatan menjadi moderator dalam seminar tersebut.
Serta Rezawahya selaku pembicara menjelaskan dampak serius minyak jelantah terhadap ekosistem.