PALPRES.COM - Di era digital sekarang ini, kecanggihan AI (Artificial Intelligence) memudahkan banyak aktivitas, mulai dari menulis, mencari informasi hingga menyelesaikan tugas sehari-hari.
Sayangnya, sejumlah penelitian menunjukan bahwa ketergantungan berlebihan pada AI bisa berdampak pada fungsi otak.
Efek yang paling mencolok yakni penurunan kemampuan memori dan berpikir kritis.
Ketika otaj terlalu sering 'diwakili' AI untuk mengingat atau menganalisis informasi, bagian otak yang bertanggung jawab menyimpan dan memproses data menjadi kurang terlatih.
BACA JUGA:Permudah Akses Masyarakat, BSI Agen Siap Layani Pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan
BACA JUGA:Peran Public Relations PHI Torehkan Prestasi di Ajang MAW Talk Awards 2025
Dampaknya, kemampuan kita untuk mengingat fakta atau menyelesaikan masalah secara mandiri bisa menurun.
Bukan itu saja, penggunaan AI yang berlebihan juga bisa mempengaruhi konsentrasi dan kreativitas.
Saat kita terlalu sering bergantung pada jawaban instan dari AI, otak cenderung malas berpikir mendalam atau mengekplorasi ide-ide baru.
Hal ini berpotensi mengurangi kemampuan inovasi dan daya nalar dalam jangka panjang.
BACA JUGA:Mimpi Buruk Antony di Manchester United Berakhir dengan Kepindahan Permanen
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! Honorer Kategori Ini Dapat Giliran Terakhir Pengangkatan PPPK Paruh Waktu
Banyak ahli menyarankan beberapa cara untuk tetap memanfaatkan AI tanpa merugikan otak:
- Batasi penggunaan AI untuk hal-hal yang benar-benar perlu.
- Latih otak dengan kegiatan manual atau problem solving sendiri, misalnya menulis tangan, membaca buku, atau berpikir kritis.