PALEMBANG,PALPRES.COM– RS Siloam Sriwijaya Palembang menggelar Media Gathering & Partnership 2025 di Auditorium rumah sakit sebagai bentuk apresiasi terhadap insan media dan mitra strategis.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan media lokal dan nasional, mitra dari berbagai institusi swasta, serta komunitas.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan health talk mengenai kesehatan jantung oleh dr. Ardhia Kusuma Putri, Sp.JP, yang menekankan pentingnya pencegahan dan deteksi dini penyakit jantung.
Acara dilanjutkan dengan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang dipandu oleh Ners. Deby Orlais, S.Kep, memberikan keterampilan praktis bagi peserta untuk mampu melakukan pertolongan pertama saat kondisi gawat darurat.
BACA JUGA:M Arsya Zaidan Anugrah jadi Bayi ke-500 Program IVF Blastula Siloam Sriwijaya
BACA JUGA:Edukasi Kesehatan Jantung Bersama dr Ardhia Kusuma Putri Sp.JP dari RS Siloam Sriwijaya
Direktur RS Siloam Sriwijaya, Ns. Benedikta Betty Bawaningtyas, S.Kep., M.M., menyampaikan apresiasinya kepada media dan mitra atas kolaborasi yang selama ini terjalin.
Ia menyampaikan, media dan para mitra memiliki peran vital dalam menyampaikan informasi kesehatan yang akurat dan membangun kesadaran masyarakat.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat kolaborasi untuk menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih baik di Sumatera Selatan, melalui media dan rekanan RS Siloam Sriwijaya kami berharap edukasi pola hidup sehat yang menjadi materi edukasi prioritas RS Siloam Sriwijaya dalam menyehatkan dan meningkatkan kepedulian Masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan umumnya akan pentingnya menjaga Kesehatan diri, keluarga, & lingkungan”kata Benedikta.
Dalam sesi edukasi, dr. Ardhia Kusuma Putri, Sp.JP, menegaskan bahwa penyakit jantung masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
BACA JUGA:Klinik Blastula IVF Center RS Siloam Sriwijaya Palembang Rayakan Kelahiran Bayi Tabung ke-300
“Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Dengan gaya hidup sehat, deteksi dini, dan pemeriksaan rutin, kita bisa menekan risiko penyakit jantung yang semakin meningkat di masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Ners. Deby Orlais, S.Kep, menekankan pentingnya kemampuan dasar masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama.
“Pelatihan Bantuan Hidup Dasar ini penting, karena siapa pun bisa menjadi penolong pertama saat ada kondisi henti jantung mendadak. Semakin banyak masyarakat terlatih BHD, semakin besar peluang nyawa seseorang bisa terselamatkan,” paparnya.