Tanpa kesadaran ini seseorang akan merasa sulit untuk bisa terima kritik membangun, ragu untuk evaluasi diri dan memiliki kecendrungan menolak masukan yang dapat membantu untuk tumbuh positif.
BACA JUGA:Wagub Cik Ujang Resmikan SPPG Gandus, Tegaskan Komitmen Perangi Stunting di Sumsel
BACA JUGA:Catat Tanggalnya! Berikut Jadwal Lengkap Putaran Keempat Piala EFL 2025–26
2. Sikap buruk dalam pengambilan keputusan penting
Kondisi emosi yang kurang stabil atau tidak terkendali akan menjadi sangat mempengaruhi cara seseorang dalam pengambilan keputusan.
Orang-orang dengan EQ rendah umumnya bertindak impulsive ketika emosi sedang tinggi, atau malah menghindari kondisi yang sebenarnya penting karena merasa kecewa.
Ini memberikan dampak besar terutama yang ada hubungannya dengan kebutuhan mendapatkan ketenangan dan pemikiran yang jernih contohnya adalah ketika selesaikan konflik bahkan hingga pengambilan keputusan finansial.
BACA JUGA:Mal Pelayanan Publik Resmi Beroperasi, Bupati Muba: Berikan Pelayanan Terbaik Bagi Masyarakat
3. Kadang-kadang muncul rasa salah paham terhadap keberadaan orang lain
Komunikasi yang dilakukan bukan hanya mengenai kata-kata saja tetapi juga soal ekspresi wajah kemudian nada suara dan bahasa tubuh.
Orang-orang dengan EQ rendah memiliki kecendrungan kesulitan membaca isyarat non verbal sehingga sering salah tafsir maksud orang lain
Hal ini tentu saja bisa menyebabkan miskomunikasi da nada kesalahpahaman bahkan konflik sebenarnya bisa dihindari.
BACA JUGA:WASPADA! Ini Cara Mengecek Busi Motor Injeksi
4. Sering terjebak ke dalam lingkaran sikap negatif
Faktor kesulitan dalam kelola emosi negatif seperti ada rasa marah, ada cemas, atau kecewa dapat menyebabkan seseorang terus-menerus berada dalam pola pikir yang sifatnya pesimis.
Dalam jangka panjang hal ini dapat saja berujung pada self talk justru menyalahkan diri sendiri kemudian menurunnya rasa percaya diri, hingga adanya gangguan kesehatan mental contohnya alami stres kronis atau depresi.