Banner Honda PCX

RESMI! BSI Kantongi Izin Jasa Simpanan Emas

RESMI! BSI Kantongi Izin Jasa Simpanan Emas

Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Bob T.Ananta menyampaikan bahwa BSI telah mendapatkan izin Bulion Bank dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk layanan simpanan emas. Dimana sebelumnya BSI telah memiliki layanan perdagangan dan pen-BSI-

Aset BSI per 31 September 2025 tumbuh 12,37% (YoY) didorong pertumbuhan DPK sebesar 15,66% (YoY), di mana pertumbuhan DPK didominasi oleh dana murah yang tumbuh sebesar 11,39% (YoY). 

Adapun dari sisi pembiayaan tumbuh 12,65% (YoY) didorong oleh pertumbuhan bisnis emas yang cukup signifikan.

Pertumbuhan minat masyarakat terhadap emas batangan, lanjut Bob Tyasika Ananta, juga mendorong total permintaan emas di tahun 2024 naik sebesar +3.64% dibandingkan tahun 2023. 

BACA JUGA:Change to Accelerate: Komitmen Bank Sumsel Babel dalam Mendorong Inovasi dan Kepercayaan Masyarakat

BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Teruskan Tradisi Ziarah Makam Pahlawan, Rangkaian HUT ke-68

“Banyak peluang untuk mengembangkan pasar emas Indonesia, karena permintaan emas per kapita konsumen merupakan yang terendah di Asia Tenggara, yaitu hanya 0,17 gram per orang,” kata Bob Tyasika Ananta. 

Ditambah BSI saat ini memiliki 22,6 juta customer dengan 1.039 cabang di seluruh Indonesia.

“Pengembangan layanan bullion ini sejalan dengan ekosistem emas di BSI di mana di dalamnya terdapat gadai dan cicil emas dengan pertumbuhan yang sangat pesat,” tegas Bob Tyasika Ananta.

Bentuk Ekosistem Bulion

BACA JUGA:Jajaran Direksi dan Komisaris Bank Sumsel Babel Layani Nasabah di Momen HUT BSB ke-68

BACA JUGA:ASBISINDO Targetkan Market Share Bank Syariah Naik 20 Persen

Ke depan, kata Bob Tyasika Ananta, pihaknya berharap dibentuknya ekosistem Bulion untuk termasuk Dewan Emas Nasional untuk mendukung Kegiatan Usaha Bulion BSI. 

“BSI juga berharap pemberian insentif kepada Lembaga jasa keuangan (LJK) penyelenggara kegiatan usaha bulion dilakukan melalui dampak pencatatan Simpanan Emas On-Balance-Sheet terhadap perhitungan rasio keuangan di antaranya masuk kategori HQLA level 1, sehingga emas dapat menjadi komponen perhitungan dalam menjaga rasio likuditas dan meningkatkan profitabilitas, serta masuk dalam perhitungan rasio FDR,” paparnya.

BSI juga membutuhkan dukungan BI sebagai lender of the last resort dalam memastikan likuiditas Bullion Bank, menjaga Stabilitas Sistem Keuangan serta menjaga kepercayaan nasabah, serta dapat mengatur mekanisme REPO emas sebagai instrumen yang dapat mendukung likuiditas perbankan. 

“BSI berkomitmen untuk terus berinovasi, termasuk melalui layanan E-mas di aplikasi BSI Mobile yang memungkinkan nasabah untuk Beli, Jual, Transfer, Cetak, dan Nabung Rutin Emas, sehingga mempermudah investasi emas bagi seluruh segmen masyarakat,” tukasnya. ***

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: