Yandy Laurens Bercerita Tentang Musik di Balik Film ‘Sore: Istri dari Masa Depan’
Sutradara dan para pemain film Sore: Istri dari Masa Depan--
Yandy: Tantangan terbesar dalam menulis itu sebenarnya memperdalam karakter. Buat saya, artinya benar-benar usaha memahami manusia yang mau saya ciptakan, supaya mereka terasa nyata dan bukan cuma alat penggerak plot. Di dunia nyata aja, memahami orang lain itu susah. Bahkan kadang memahami diri sendiri aja sudah berat, apalagi karakter fiksi. Nah, di sini musik yang bantu saya buat membayangkan karakter-karakter ini secara emosional.
Bagaimana musik berperan dalam proses kreatif di film ‘Sore: Istri dari Masa Depan’?
Yandy: Besar banget. Bahkan sebelum mulai menulis, biasanya saya sudah mulai ngumpulin lagu-lagu yang secara emosi terasa dekat dengan cerita. Saya bikin playlist kolaboratif di Spotify bareng produser, isinya lagu-lagu yang mewakili suasana film yang lagi kita garap. Ketika lagu yang tepat ketemu dengan momen yang tepat dalam cerita, dampaknya sungguh luar biasa. Makanya, saya sangat bersyukur sama para musisi yang karyanya jadi “wadah” buat saya untuk mengelaborasi dan mempertegas cerita yang ingin saya sampaikan.
BACA JUGA:5 Hal Terpenting yang Harus Kamu Pahami Mengenai Film Remake Live Action Lilo & Stitch
Apakah playlist tersebut dikurasi dari awal atau berkembang seiring proses pembuatan film?
Yandy: Biasanya saya mulai dari dua atau tiga lagu yang bisa menangkap nuansa cerita. Di ‘Sore: Istri dari Masa Depan’, lagu pertama yang masuk itu ‘Gaze’ dan ‘Forget Jakarta’ dari Adhitia Sofyan. Tapi seiring berjalannya waktu, playlist itu berkembang. Kadang, algoritma Spotify justru yang membawa saya ke lagu-lagu yang nggak terduga dan ternyata ketika disandingkan dengan jalan cerita, jadi sangat menarik, misalnya ‘Terbuang Dalam Waktu’ dan ‘Pancarona’ dari Barasuara.
Sejauh mana musik dari musisi Indonesia membantumu membangun cerita?
Yandy: Walaupun tidak semua momen di film terinspirasi dari lagu, namun ada kekuatan musik yang membantu saya mengembangkan cerita. Saya ingat waktu itu lagi di kantor waktu masa pandemi, sedang nulis bagian tengah cerita, lalu tiba-tiba ‘Pancarona’ terputar. Saya langsung berhenti nulis, terus baca liriknya, dan ternyata itu persis banget sama yang saya cari. Rasa ragu, bingung, dan abu-abu secara emosi itu semua mewakili semangat Sore.
Lagu itu langsung saya masukin ke naskah, lengkap dengan timecode dan visual yang akan menyertainya.
Kemudian, ada pula lagu ‘Terbuang dalam Waktu’ yang bikin saya langsung kepikiran bagaimana satu adegan dalam film bisa tumbuh lebih kuat dan emosional.
Film ‘Sore: Istri dari Masa Depan’ tayang mulai hari ini di bioskop. Melalui Sore: On Aux di Spotify, pendengar diajak masuk ke dalam dunia emosional dari ‘Sore: Istri dari Masa Depan’ lewat musik.
Dikurasi langsung oleh Yandy Laurens (sutradara), Suryana Paramita (produser), dan Sheila Dara (pemeran Sore), playlist ini berisi lagu-lagu pilihan Sore – yang tidak hanya menemani perjalanan cintanya dengan Jonathan tapi juga mencerminkan tema besar dalam film: waktu, ingatan, dan beban perasaan yang tak terucap, seperti ‘Forget Jakarta’ dari Adhitia Sofyan, ‘Pancarona’ dari Barasuara, hingga ‘Hingga Ujung Waktu’ dari Sheila on 7.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
